Cerita Silat Terbaik Indonesia Iblis Ular Hijau Karya Aryani W
Baca Juga:
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
I Ibli is Ular Hi ijau
Karya : Aryani W
Ebook oleh : Dewi KZ
Tiraikasih Website
http://kangzusi.com/& http://dewi-kz.info/
http://cerita-silat.co.cc/& http://kang-zusi.info/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Iblis Ular Hijau
Iblis Hijau merasuk
sukma Meminjam tubuh
tuk
dirinya
Merajalela
menyebar bencana Dalam
kehidupan
manusia !
Wesi Aji (besi
bertuah) sangat berarti
Jadi pusaka
penjaga diri !
Orang bijak berhati-hati Meneliti apa isi Wesi Aji!
Lereng Malabar, medio Jan’91
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Daftar Isi :
Iblis Ular Hijau
Daftar Isi :
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bab 1
“BAGAIMANA, Eyang?”
Tak usah khawatir. Asal
Eyang datang, “anakmu pasti
sembuh kembali. He-he-he.”
Kakek itu berkata
menenangkan hari Raden Purwolumakso yang berjalan di
belakangnya.
Memasuki kamar di
mana anaknya tengah
terbaring sakit.
“Saya percaya, Eyang.”
kata Raden Purwolumakso
mengiyakan.
“Heh-heh-heh,
ada kuasa gelap
mengotori kamar ini.
Untung kau
memanggilku datang untuk mengusir setansetan di
kamar ini!” Ki Dukun Sutokriyip
berkata dengan
melebarkan
matanya memandang ke
pembaringan yang
tertutup kelambu itu,
“hemm, siapkan saja api pedupaan
dan kemenyan serta
jangan lupa bokor
berisi air serta
tiga warna bunga yaitu melati, mawar dan kenanga, lalu
bawa cepat ke
kamar ini,” perintahnya
kepada Raden
Purwolumakso.
“Baik, Eyang.” Raden
Purwolumakso lalu menyuruh
isterinya untuk memenuhi
permintaan dukun itu.
Isterinya mengiyakan lalu
keluar dari dalam kamar, tidak
berapa lama kemudian
dia telah masuk
kembali sambil
membawa barang-barang yang diperlukan.
“Hehh-heh-heh,
taruh saja di
tengah kamar! Ya, di
situ. Kalian berdua
boleh menunggui atau
keluar dari
kamar ini menunggu
di depan!” Sambil
berjalan ke
tengah kamar di
mana peralatan itu
sudah diletakkan
oleh isteri Raden
Purwolumakso, menengok pada
kedua
suami isteri itu
kembali lalu berkata
lagi, “Kalau kalian
berdua tetap di
sini, duduklah di
sudut kamar itu
dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
jangan membuat gaduh.
Apabila nanti ada
sesuatu,
harap kalian berdua
tetap tenang, jangan
menimbulkan
suara yang dapat mengganggu konsentrasiku!”
Raden
Purwolumakso dan isterinya
mengangguk lalu
keduanya
berjalan ke sudut
kamar yang telah
ditunjukkan oleh Ki
Dukun Sutokriyip, duduk
berendeng
saling berpegang tangan.
Dukun Sutokriyip
lalu duduk bersila, melolos keris dari
sarungnya,
kemudian diletakkan di
dekat perapian.
Mengeluarkan
semua peralatan yang
dibawa dari
rumahnya, yaitu batu akik, tengkorak manusia kecil yang
telah berwarna kehitaman
dan masih banyak
lagi
kantong-kantong
yang entah berisi
apa. Menaruhnya di
depan lalu ia
duduk bersila menghadap ke pembaringan,
di mana seorang
gadis cantik berusia
enam belasan
tahun tidur telentang
dengan muka yang
pucat
kehijauan. Kedua mata
anak gadis itu tertutup rapat dan
nafas-nya
tersendat-sendat, kelihatan sukar
sekali untuk
bernapas.
Raden
Purwolumakso yang duduk
di sudut
memandang
anaknya yang sedang
sakit dengan
sepasang mata tak berkedip,
penuh dengan rasa kasihan
dan khawatir. Isterinya
tidak kuasa lagi
menahan air
mata yang mengalir
keluar dari pelupuk
matanya,
melihat keadaan anaknya
yang sedang kesakitan
itu.
Keduanya
teringat akan peristiwa
yang belum lama
ini
terjadi menimpa keluarga
mereka.Matahari telah naik
tinggi dan cahayanya
telah terasa menyengat
di
permukaan kulit. Sebagian
ada yang memasuki
daun
jendela di
rumah-rumah dan mengusir bau
pengap yang
tidak enak di
pernapasan, menggugah orang
dari mimpi
dan membangunkan dengan sinarnya yang menyilaukan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tidak terkecuali
dengan tempat tinggal
keluarga Raden
Purwolumakso,
juga mendapat bagian
dari kehangatan
sinar mentari pagi ini, semua penghuni rumah itu tampak
sudah bangun dan
kelihatan sedang mengerjakan
pekerjaan masing-masing. Raden Purwolumakso nampak
tengah menikmati sinar matahari pagi dengan isterinya di
pendapa,
menghadap ke arah
matahari yang
menyehatkan di pagi
hari itu. Ketika itu lewatlah seorang
pembantu
setengah tua sambil
membawa keranjang
cucian di pelataran depan.
“Yem, Astuti apa sudah keluar dari kamarnya?”
“Belum ndoro kakung,
sedari pagi, hamba
belurn
melihat Den Roro
Astuti,” jawab Mbok
Giyem, sesudah
bersimpuh di lantai
depan kedua suami
isteri itu. Lalu
lanjutnya, “Mungkin Den Roro Astuti sakit, Gusti?”
“Hemm, ya sudah.”
Mbok Giyem pun
lalu berlalu dari
tempat itu dan
menuju ke belakang
untuk mencuci pakaian
kotor di
keranjang yang dibawanya.
Sepeninggal Mbok Giyem,
Raden
Purwolumakso dan isterinya
saling pandang
sejenak lalu berdiri.
Dengan diikuti isterinya
Raden
Purwolumakso ke kamar
anaknya yang letaknya
dekat
dengan ruang makan
di samping. Daun
pintu masih
tertutup rapat. “Tok-tok-tokk! As…..
Astuti….., bangun!
Buka pintunya, nak!”
Ibunya mengetuk daun
pintu,
membangunkan
anaknya dan ketika
lama belum juga
ada sambutan dari
dalam kamar itu
iapun lalu kembali
mengetuk lebih keras
sambil memanggil-manggil dengan
suara yang lebih nyaring!
“Ya, bu. Sebentar…..
ahh…. aduhhh….!” Tak
lama
kemudian
terdengar suara sandal
diseret berat berjalan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mendekati daun pintu
kamar dan terdengar
pula ganjal
pintu itu dibuka dari
dalam. Begitu Raden Purwolumakso
dan isteri membuka
daun pintu, mereka
berdua kaget
melihat muka anaknya
yang pucat bagaikan
kehabisan
darah. Ibunya langsung
menubruk ketika melihat
Astuti
berdirinya menjadi oleng.
“As…. Astuti, ada apa nak. Apanya yang terasa sakit?”
Astuti tidak menjawab
pertanyaan ibunya karena telah
pingsan. Raden Purwolumakso
lalu menolong isterinya
mengangkat tubuh anaknya
ke pembaringan dan
menyelimutinya
dengan selimut yang
tebal. Memandang
isterinya sejenak, lalu berkata.
“Bune, aku akan
memanggil dukun obat
di sebelah
jalan perempatan desa sana!”
Tetapi usahanya telah
gagal dan akhirnya
dia
memanggil Dukun Sutokriyip dari Gunung Tugel. Seorang
dukun yang telah
berusia agak lanjut yaitu sekitar enam
puluhan tahun. Seorang
ahli dalam menolak
segala
macam penyakit dan
gangguan dari orang
yang tidak
senang atau disantet!
Malah kabarnya bisa mengusir roh
halus. Sampai di
sini kenangannya terputus
lalu melihat
ke arah Dukun
Sutokriyip yang sedang
membaca
mantera!
Ki Dukun Sutokriyip
berkemak-kemik berulang-ulang
menyuarakan
mantra yang tidak
jelas terdengar oleh
telinga. Tangan kirinya
berulang kali menaburkan
kemenyan ke api
pedupaan yang terletak
di depannya
dan asap keputihanpun
mengepul naik dengan
bergulung-gulung
naik memenuhi kamar
tidur itu.
Menyiarkan bau harum
kemenyan yang mempunyai
bau
tersendiri!
Tiba-tiba tubuh Ki
Dukun bergetar, makin
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lama makin keras
getarnya dan tangannya
bergerakgerak tidak menentu.
Diam sejenak. Lalu
mengambil
bokor yang berisi
bunga serta membawanya
ke sisi
pembaringan lalu memercik-mercikkan air
bokor itu ke
sekeliling
pembaringan dan tubuh
Astuti yang sedang
terbaring,
sambil tiada hentinya
dia membentak-bentak!
Berjalan keliling kamar sambil menaburkan bunga-bunga,
kembali ke tempat
duduknya semula dan
meletakkan
bokor !aiu duduk diam bersamadhi.
Keadaan menjadi sunyi
yang mencekam dengan
adanya bau kemenyan
yang menyengat hidung.
Tibatiba……..
“Brakkk! Wussss…..!”
Jendela terbuka mendadak,
seakan ada tangan
raksasa yang tidak
nampak mendorong dari
luar
sehingga membuat jendela
terbuka dengan
mengeluarkan
suara keras! Angin
dingin menyerbu
masuk membuat api
kecil di sudut
yaitu api penerangan
kamar itu bergoyang-goyang menari
ke kanan kiri,
menimbulkan
bayang-bayang aneh dari
kepulan asap
yang tebal di tengah ruangan!
Keadaan dalam kamar
pun semakin menggiriskan!
Ki
Dukun Sutokriyip
melolos kerisnya dari warangkanya lalu
dibawa ke depan
dada, dipegang oleh
kedua tangan
dengan ujung mengarah
ke atas. Mulutnya
tiada
hentinya berkemak-kemik.
Sedangkan Raden Purwolumakso
saling dekap dengan
isterinya, tubuh keduanya menggigil serta mengeluarkan
keringat dingin, memandang
ke arah jendela
yang
terbuka.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sebuah benda sebesar
kelapa bersinar kehijauan
meluncur masuk melalui
jendela, melayang memutari
kamar dua kali lalu meluncur turun diantara pembaringan
dan dukun itu
duduk. Ketika benda itu menyentuh
lantai,
”buss….. !” lenyap, berubah menjadi asap tipis
bergulung
naik berwarna kehijauan
membentuk tirai yang
memisahkan si sakit
dengan Ki Dukun
Sutokriyip.Melihat
ini Dukun Sutokriyip terkekeh,
”Heh-heh-heh……,
kiranya kau yang
mengganggu
cucuku!” Sambil tangan
kirinya meraih kepala
tengkorak
kehitaman itu dan meniup di
ubun-ubun dan dilontarkan
ke atas. “Terimalah
ini! Setan Gundul
Cemeng akan
menghisap habis dirimu!”
Kepala tengkorak itu
ketika
dilontarkan ke atas,
bukannya jatuh akan
tetapi malah
melayang-layang
memutari kamar seakan
bernyawa dan
memiliki sayap.
Setelah
berputaran dua kali
kepala tengkorak itu
meluncur turun menerjang ke arah tirai asap kehijauan di
depan. Kedua mata yang berlubang di tengahnya seakan
ada api kecil
bagaikan bernyala serta mulutnya bergerak
naik-turun siap memakan
lawan! Menghisap kabut
hijau
di tengah ruangan!
Begitu kepala tengkorak
mengenai
tirai kehijauan, asappun
membuyar, lalu kembali
membungkus
tengkorak kehitaman dan
makin lama
asappun semakin tebal,
sehingga tengkorang tidak
tampak.
Tiba-tiba
terdengar jeritan melengking
anak kecil
memecah kesunyian dari tengah gumpalan asap, seakan
anak yang ketakutan
dan tak lama
kemudian…. terdengar ledakan
kecil. Asap kehijauan
lalu mem bentuk
tirai kembali dan
tengkorak kecil itupun
lenyap tidak
meninggalkan bekas!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
“Uuhh……
huukkk…..uhhhuukkk…..!” Ki Dukun
Sutokriyip terbatuk-batuk. Dadanya seakan kena hantam
tangan raksasa ketika
tengkorak Setan Gundul
Cemeng
meledak! Tenaga batin yang mendorong tengkorak dapat
bergerak, telah kalah oleh tenaga lawan sehingga tenaga
nya membalik! Membuatnya
terbatuk-batuk karena
dadanya terasa nyeri.
Ki Dukun Sutokriyip lalu mengatur
napasnya kembali sambil
tangan kirinya menaburkan
kemenyan ke api,
asappun mengepul naik
dengan
hebatnya.
Mulutnya kembali berkemak-kemik, sepasang
matanya dilebarkan memandang ke arah api lalu kerisnya
dibolang-balingkan
di tengah asap
di atas api
pedupaan
itu.
“Ha-ha-ha……
keluarkan semua kesaktianmu,
tua
bangka!”
Tiba-tiba terdengar suara
yang dalam dan
menggetar,
anehnya yang berkata
tidak nampak
orangnya. Bagaikan suara iblis saja!
“Hiyaaaahhhhh……..
heh……. heh-heh-heh, terimalah
pusakaku ini!” Ki Dukun Sutokriyip menggerakkan tangan
kanannya dan keris itu-pun meluncur ke depan.
“Tingg…..
tinggg…. tinggg…..!” Bagaikan
paruh
burung pelatuk sedang
mematuk pohon, keris
itu
menusuk-nusuk di tengah
udara dan berusaha
untuk
menembus tirai kehijauan itu. Tubuh Ki Dukun
Sutokriyip
bergetar makin kuat,
lalu kedua tangannya
didorongkan
ke arah kerisnya untuk menambah tenaga, agar kerisnya
dapat menembus tirai itu dan mengenai lawannya.
“Huah-hah-hah…..
hi-hi-hikk….. kerahkan sepenuh
tenagamu. Mana itu
kesaktianmu yang tersohor
tua
bangka?”
Tiba-tiba nampaklah sosok
tubuh di balik
tabir
asap. Tubuh tinggi
besar dengan dada
telanjang dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
nampaklah pula seekor
ular hijau sebesar
lengan
melingkari
lehernya dengan kepala
bergerak-gerak
sambil
menjulurkan lidahnya yang
kecil kemerahan.
Wajahnya juga berwarna
kehijauan dengan sepasang
mata sebesar jengkol
bersinar tajam, di
kanan kiri
bibirnya nampak sepasang caling menyembul keluar.
Raden
Purwolumakso dan sejak
tadi telah menggigil
saling
berdekapan itu, tidak
terasa lagi telah
terkencingkecing karena menahan
ketakutan. Pemandangan yang
dilihatnya di dalam
ruangan itu sungguh
membuat
hancur
ketabahannya, apalagi ketika
melihat seorang
raksasa berkulit kehijauan
di dekat pembaringan
anaknya. Tanpa terasa
keduanya telah pingsan
dengan
kedua mata masih
terbuka! Ki Dukun
Sutokriyip tidak
menjawab ejekan Iblis Ular Hijau. Menahan napas untuk
menambah daya menyerang
pusakanya. Karena sedang
menghadapi lawan tangguh
ia mengerahkan seluruh
kekuatan
batinnya, berusaha untuk
membendung
serangan balik Iblis
Ular Hijau. Urat-urat
di seluruh
tubuhnya
perlahan-lahan menggembung, makin
iama
makin membesar.
Iblis Ular Hijau
pun mendorongkan kedua tangannya
ke depan. Terjadilah adu kekuatan batin yang seru, kalau
kalah dapat dipastikan
akibatnya! Mati! Memang
dalam
adu kekuatan batin
ini hanya ada
dua pilihan yaitu
menang dapat hidup, akan tetapi kalau kalah, pasti mati!
Keris itu perlahan tapi
pasti terdorong mundur ke arah
pemiliknya. Ki Dukun
menggigit bibir sampai
berdarah,
berusaha menahan. Akan tetapi tiba-tiba otot-otot tuanya
telah tidak kuat
lagi menahan kemauannya,
dan…….pecahlah
otot-otot itu dengan
mengeluarkan
letupan-letupan kecil.
Darahpun berhamburan memenuhi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ruangan itu. Mayat
Ki Dukun Sutokriyip
tidak dapat
dikenali lagi bentuknya
karena telah hancur
kulit dan
dagingnya!
Iblis Ular Hijau
mengamati onggokan daging
lawannya,
meludah dan menghampiri
pembaringan.
Mulutnya
berkemak-kemik lalu meniup
tubuh Astuti.
Kedua mata Astuti
terbuka perlahan-lahan, pandang
matanya bak boneka
dan napasnya yang
tadinya
tersendat kini memburu
bagaikan orang yang
sedang
berlari kencang. Tiba-tiba
tangannya menyibak selimut
yang menutupi tubuhnya. Ternyata tubuh di balik selimut
itu tanpa sehelai
benangpun yang menutupinya,
seakan
orok yang baru
keluar dari rahim
ibunya! Tubuhnya
bergerak-gerak
tak beraturan ketika
Iblis Ular Hijau
membaca mantera makin
cepat dan semakin
cepat lagi,
seperti seekor cacing
yang ditaruh di
abu yang panas,
berkelojotan tidak menentu!
“Ha-ha-ha……!” Si Iblis
Ular Hijau yang
melihat
keadaan
korbannya sudah seperti
itu lalu melepas
kulit
nya untuk menubruk
daging angsa di
pembaringan itu.
Menghisap habis sari
kehidupan Astuti sampai
kering.
Tidak berapa lama
kemudian tubuh Astuti telah
tergolek
dengan tidak bernapas
lagi. Mati! Tubuhnya
menyusut
bagaikan balon yang
kehilangan anginnya sehingga
kulitnya bersatu dengan
tulang-tulang tubuhnya, atau
tinggal tengkorak yang terbungkus kulit!
Sambil
mengenakan pakaiannya kembali,
si Iblis Ular
Hijau melihat keadaan
sekeliling ruangan lalu
meludah.
Sekali kakinya menjejak
lantai, tubuhnya melayang
ke
arah daun jendela dan hilang di kegelapan malam. Hanya
meninggalkan
suara tawa yang
melengking nyaring
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bagaikan tawa
iblis yang telah
mendapat kepuasan
menikmati korbannya!
(OodwkzoO)
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bab 2
PEMUDA berwajah
tampan itu mengambil
sepotong
kayu lalu melemparkannya kearah
api yang hampir
padam itu. Bunga-bunga
api pun beterbangan
ke atas
bagaikan
kunang-kunang di malam
gelap terbawa angin
untuk kemudian padam
menjadi abu, lenyap
di kelam
malam. Duduk di
dekat api unggun
seorang diri pula
di
malam dingin di
tepi hutan dengan
tenangnya,
menandakan bahwa pemuda
ini bukanlah seorang
pemuda bias? saja,
melainkan seorang pengelana
yang
tidak gentar menghadapi
serangan binatang buas
penghuni hutan dan
para perampok yang
biasanya
bertempat
tinggal di hutan
yang lebat dan
menjadi
penguasa rimba! Siapakah
pemuda yang mengenakan
pakaian serba putih dan tersenyum manis dengan wajah
tampan dihiasi sepasang
mata berseri-seri itu?
Benar!
Tebakan anda benar,
dia bukan lain
adalah seorang
pengelana dari Mataram yang bernama Suryo.
Atau lebih dikenal
namanya dengan Suryo
Lelono.
Seorang pendekar muda yang namanya mulai terkenal di
dunia para pendekar setelah membasmi Iblis Elang Hitam
di Wonowoso!
Sambil
mengorek-ngorek bara api,
berhenti sebentar
untuk menambah kayu
bakar agar api
unggun itu tetap
menyala. Dapat untuk
mengusir nyamuk yang
datang
mendekat dan menghangatkan
badan dari serangan
hawa dingin. Suryo
termenung sambil memandang
ke
arah api yang menyala naik turun, seolah di situ terdapat
bayangan yang nyata
dan menarik perhatiannya.
Menghela napas panjang
penuh penyesalan kalau
teringat dia membunuh
lawan nya si
Iblis Elang Hitam
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dengan aji
pamungkas pemberian Pengemis
Alis Putih.
Aji Pamungkas yang luar biasa akibatnya!
“Ahh, ilmu itu
sungguh-sungguh dahsyat! Aku
harus
hati-hati
mengeluarkannya. Kalau tidak
terpaksa sekali,
aku tidak akan
meng-gunakan ilmu itu!”
bisiknya dalam
hati, seakan berjanji
dengan dirinya sendiri!
Sambil
bersandar di akar
yang menonjol Suryo
memandang ke
atas. Nampak langit yang bersih dari gumpalan awan dan
bintang-bintang
yang tak terhitung
banyaknya berkelap
kelip di hamparan
beludru hitam. Sekalipun
bulan tidak
muncul akan tetapi
bintang-bintang itu sungguh
indah
sekali!
Keindahan yang jarang
dapat dinikmati oleh
kebanyakan orang yang
telah penuh dengan
persoalan
yang me-nindih seluruh jalan pikirannya! Beban problem
yang berat untuk
dipanggulnya setiap hari!
Kebesaran
Tuhan yang memberikan segala keindahan untuk semua
ciptaannya untuk dapat menikmatinya!
Tiba-tiba Suryo tersentak!
Apa yang dilihatnya?
Di
iangit yang bersih
itu terlihatan sebuah
cahaya putih
cemerlang
meluncur dengan cepatnya
seakan ada
bintang yang berpindah
tempat, atau lebih
tepat lagi
meteor yang melayang
menuju ke arah
sebatang pohon
yang tinggi dan besar di bawah bukit!
“Hemm, benda apakah
itu yang sinarnya
begitu
terang? Mengapa jatuh
di pohon itu?”
bisiknya pelan,
sambil mengingat dan memberi
tanda di mana benda itu
lenyap. “Biarlah besok
akan kuselidiki ke
sana!” Tak
berapa jauh dari
tempat Suryo duduk,
nampak tiga
pasang mata mengawasi
gerak-geriknya dari balik
rimbunnya semak belukar,
agaknya bukan mata binatang
buas penghuni hutan itu yang mengintai. Akan tetapi tiga
pasang mata manusia.
Benar! Mereka adalah
tiga orang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
laki-laki yang bertubuh
kekar serta bertampang
menyeramkan.
“Kulihat dia tidak membawa senjata, kang. Pemuda itu
pasti bukan pendekar,
hanya seorang pejalan
kaki yang
kemalaman saja!” Salah
seorang berkata dengan
suara
yang tidak dapat pelan.
“Ssttt, jangan keras-keras,
Nden! Kalau kau
omong
mbok ya pelan
saja. Tidak perlu
ngotot!” tukas
temannya.
“Aeeyaaahhh…..
mesti kok gitu
lho, kang Genjik
ini!”
Ganden mengomel.
“Sssstttt…… diam!!”
Pendengaran
Suryo yang tajam
telah dapat
menangkap
bisik-bisik tiga orang
laki-laki itu, walaupun
agak jauh tapi
Suryo dapat mendengar
dengan jelas.
Maka iapun menoleh
ke samping sambil
menguap dan
merentangkan
kedua tangannya mengolet.
Merebahkan
diri seakan tidur
tapi dalam hatinya
dia tersenyum geli,
menanti kelanjutan dari pembicaraan itu!
“Kita. tunggu
sebentar lagi, nanti kalau dia pulas baru
kita kerjai!”
“Ahh, buat apa
nunggu-nunggu segala! Kita
sergap
saja bersama pasti
berhasil. Masa kita,
bertiga akan
kalah!” ajak Ganden.
“Betul kata Ganden, kang. Hayo maju!” Tanpa menanti
jawaban Genjik menyelinap
maju mendekati si
pemuda
yang akan dijadikan
korbannya itu. Kedua
orang
temannya
mengikuti dari belakang
dan setelah dekat
mereka lalu mengambil
posisi masing-masing,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mengepung dan mencegat
agar si korban
tidak dapat
meloloskan diri.
Suryo yang pura-pura
tertidur, tetap diam
tak
bergerak. Napasnya diatur panjang-panjang seakan telah
pulas, tapi kedua
telinganya yang berpendengaran
sangat tajam itu
mengikuti segala gerak
yang dilakykan
oleh ketiga orang
itu. Pendengarannya seakan
menjadi
pengganti
sepasang matanya dan
mengikuti kemanapun
tiga orang itu bergerak!
Ketiga orang itu
saling memberi isyarat
tangan, lalu
hampir berbareng mereka
menubruk ke depan
untuk
meringkus korbannya!
“Dukkkk! Adduuuhhhh…….!!”
“Edan ane luput!”
“Lho kok hilang!”
Ketiga perampok itu
saling tubruk
sendiri dan
jatuh tumpang tindih di
dekat akar pohon
di
mana tadi Suryo
telentang. Sambil mengumpat
panjang
pendek mereka bangun
mencari-cari si pemuda,
memandang ke kanan kiri
lalu ke atas, akan tetapi yang
dicari tidak nampak
lagi bayangannya. Tanpa terasa lagi
seluruh bulu di tubuh mereka pada berdiri karena merasa
seram!
Genjik yang paling
dulu berkata. “Jangan-jangan
pemuda itu bukan
manusia? Masa kita
bertiga dapat
luput menubruknya?”
“Seee…… seee…… taaaaannnnn….. !” Ganden berteriak
sekuatnya tubuhnya gemetaran tidak karuan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
”Haaaa…… setaaaannnnn……!”
Dan kedua temannya
lari sipat kuping
tanpa melihat arah
lagi. Saling tabrak
jatuh bangun tanpa berani menengok ke belakang.
“Tooo…..
looonggg…… kang Gen….
to, to,to….
longgg…… kang Genjik…… tolonggg….!!”
Ganden yang gemetaran
saking takutnya tidak
bisa
lari, apalagi ketika
tengkuknya tersiram air
dingin dari
atas pohon. Ganden
ndeprok lalu berusaha
pergi dari
tempat itu dengan merangkak. Setelah agak jauh situ ia
menengok ke belakang dan……. nampak bayangan putih
bergerak-gerak di
cabang pohon yang tinggi. Gaden
pun
berdiri, berlari sambil menengok ke belakang takut kalau
bayangan putih itu mengejarnya.
“Bressss!
Huaaaadduuuhhhh! Mati aku!!”
Ternyata
tubuhnya telah melanggar
batang pohon dengan
kerasnya akibat dari
berlari sambil menengok
ke
belakang tadi. Membuatnya
terpelanting, merintih lalu
pingsan! Dua sosok
bayangan hitam menghampiri tubuh
Ganden yang tergolek
lalu memapahnya, dibawa
pergi
meninggalkan
tempat itu. Dalam
sekejap saja lenyaplah
bayangan mereka di kegelapan malam!
“Huah-ha….. ha-ha-ha….. hi-hi-hi-hik…. ha-ha-ha…..!!”
Suryo tak dapat
menahan ketawanya saking
gelinya
melihat
peristiwa itu. Dia
memang tidak mau
melayani
tiga orang perampok
itu. Begitu mereka
menubruknya,
Suryo
menggunakan kecepatan geraknya
untuk me
lompat ke atas
pohon. Saking cepat
gerakannya, tiga
orang itu tidak dapat melihatnya ke mana dia menghilang
di balik daun-daun
yang lebat tidak
nampak oleh
ketiganya. Ketika melihat Ganden gemetaran tidak dapat
pergi menyusul kedua
temannya yang lari,
iapun ingin
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menggoda Ganden
lebih lanjut. Suryo
melepaskan
burungnya untuk berdendang icciek iccciiieeeeekkkkk!
Suryo lalu meneruskan
tidurnya di atas
pohon. Ketika
mentari telah bersinar
dan cahayanya yang
redup
menimpa wajahnya diapun
terbangun. Meloncat turun
untuk pergi ke
sungai, di mana
ia kemarin telah
mengambil air untuk
minum. Mandi di
sungai lalu
kembali dia mengenakan
pakaiannya. Selesai itu
semua
iapun menuju ke
arah pohon yang
malam tadi telah
menarik
perhatiannya. Wajahnya bersinar-sinar karena
tubuhnya terasa segar
sehabis mandi tadi,
langkahnya
juga terasa ringan!
“Hemmm, tak salah lagi, pasti di sini!”
Sekali
menjejakkan kaki tubuhnya
telah melayang ke
dahan yang terendah
lalu berloncatan dari
dahan ke
dahan dengan cepatnya
sambil mengawasi dengan teliti.
Benar pasti di
sini tempatnya, kembali
ia membatin
setelah melihat onggokan
kayu bekas api
unggunnya
semalam. Kembali sepasang
matanya meneliti dengan
lebih teliti lagi
diantara cabang-cabang yang
malangmelintang serta rimbunnya
dedaunan. Tiba-tiba dia
tertarik melihat sebatang
tongkat pendek yang ujungnya
melengkung tergantung di cabang yang paling tinggi.
“Huppp!” dengan sekali
meloncat saja tubuh nya telah
melayang dekat cabang di
mana tongkat itu tergantung.
Suryo
mengulurkan tangan kanan
untuk mengambil
tongkat itu.
“Wirrr…..!”
Seleret sinar hijau
bagaikan kilat cepatnya
mengarah tangan kanannya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Suryo membalikkan
tangannya menyaut sinar
itu,
“tappp!” benda dingin
lunak melingkar di
telapak
tangannya.
Ketika dia membuka
telapak tangannya,
ternyata seekor ular hijau kecil dengan kepala berbentuk
segitiga telah melingkar
jinak! Tanpa pikir
lagi Suryo
mengambil
tongkat dengan tangan
kiri sekali meloncat,
tubuhnya telah melayang
turun seringan bulu
ke atas
tanah. Meneliti tongkat
kayu cendana yang
berwarna
kehitaman itu.
Anehnya! Ular tadi
melingkari tangan Suryo
merayap
pelan menuju ke
saku baju pemuda
itu, masuk lalu
dengan tenangnya melingkar
dalam saku pemuda
baju
putih itu!
Penuh keheranan Suryo
menghadapi kenyataan yang
dialaminya ini. Mengapa ular hijau itu tidak mematuknya?
Mengapa malah melingkar
dan memasuki kantong
baju.
Berdiam di situ
seperti ingin mengikuti
dirinya! Tongkat
(teken) kayu cendana
inipun aneh? Bagaimana
dapat
menggantung di cabang
yang tinggi itu
serta ditunggui
oleh seekor ular hijau!
“Ahh, masa bodoh!
Yang terang sekarang
aku
mendapat kawan seekor
ular dan mendapat
teken
(penopang dari kayu
untuk pejalan kaki)
kayu cendana
yang dapat untuk
senjata.” gumamnya lirih
sambil
melanjutkan
perjalanan sambil memutar-mutar
teken
dengan jurus-jurus Ilmu Tongkat Pengemis Gila!
(OodwkzoO)
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bab 3
“HIIIYAAAA……!Tarr-tarr-tarr….. hiiyaaa aaaa!!”
Kusir
kereta memainkan cambuk
nya, melecut udara
kosong
sambil berteriak keras,
tangannya yang memegang
kendali bergerak naik
turun. Si kusir
ini memacu kuda
nya karena ingin
cepat dapat keluar
dari tengah hutan.
Enam pengawal juga
mencambuki kudanya agar
tidak
tertinggal dan dapat
selalu mengawal kereta
yang
dilarikan
kencang itu. Rombongan
ini ingin keluar
dari
hutan dengan cepat
agar sampai di
tempat tujuan lebih
awal. Raden Harjorumekso
yang duduk berdua di
dalam
kereta dengan isterinya
tergoncang-goncang ke kanan
kiri. Mereka berusaha
untuk dapat duduk
dengan baik,
mengurangi
goncangan dengan jalan
memegangi daun
jendela kuat-kuat.
“Kro, pelankan sedikit!
Perutku sampai sakit
tergoncang!”
teriaknya pada si
kusir. Keretapun
diperlambat
larinya, memenuhi permintaan
Raden
Harjorumekso
walaupun dalam hati
si kusir merasa
jengkel. Sejak berangkat
dari rumah tadi
dia disuruh
untuk melarikan kudanya
karena ingin dapat
sampai di
tempat tujuan lebih
pagi. Akan tetapi
kenapa sekarang
ketika berada di
tengah hutan malah
disuruh untuk
berjalan pelan? Sukro si kusir merasa heran.
“Iiiiiyyeeeeiiiii……” Kedua kuda meringkik keras sambil
mengangkat kedua kaki
depan, membuat badan
kereta
hampir saja terguling.
Raden Harjorumekso kaget
sekali
melihat ulah kusirnya.
”Duukkkk!” Tak ampun
lagi
pelipisnya
terantuk tepi jendela,
sedang isterinya
menjerit ketakutan tubuhnya menggigil saking takutnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
“Gila! Bagaimana
caramu membawa kereta,
Kro?
Ngantuk ya!” bentaknya marah.
“Maaf, Gusti. Di depan ada tiga orang menghadang di
tengah jalan, sehingga kuda-kuda menjadi kaget.” Sukro
menjawab teguran tuannya.
”Ha-ha-ha….. ini baru
rejeki!” Ganden berkata
keras.
Kedua kawannya juga tertawa.
Enam orang pengawal
maju ke depan
setelah turun
dari kuda serta
menambatkan kuda pada
ranting di tepi
jalan. Salah seorang yang agaknya menjadi pemimpinnya
berkata.
“Siapa kalian berani menghadang rombongan ini?”
“Uuwaaahhh,
lagaknya seperti seorang
bangsawan
tinggi saja! He-he-he…..
siapa adanya kami
bertiga?
Kamilah yang disebut
orang Tiga Pendekar
dari
Pandean….. ha-ha-ha!”
Enam pengawal itu
kaget mendengar ini.
nama Tiga
Pendekar dari Pandean
bukanlah nama yang
tidak
terkenal. Mereka bertiga sebetulnya adalah jago silat tiga
bersaudara yang menjadi
dedengkot di desa
Pandean.
Sayang sekali mereka
terlalu mengandalkan
kepandaiannya dan sering berbuat kurang terpuji.
“Maafkan kami kalau
kami berlaku kurang
hormat.
Kami tidak mengetahui
kalau tuan bertiga
adalah Tiga
Pendekar dari Pandean.”
Kepala pengawal memberi
hormat memohon maaf.
“Hee, pengawal! Siapa
yang di dalam
kereta?
Rombongan ini mau
ke mana?” Genjik
bertanya agak
halus.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
“Pemilik kereta ini
adalah Gusti Raden
Harjorumekso.
Mau ke tempat saudaranya untuk melayat.” si pemimpin
memberi tahu bahwa
rombongannya ini mau
pergi
melayat, agar tidak diganggu.
“Hemmmm, kalau begitu
cukup memberi kami
uang
sekadarnya untuk membuka
jalan agar kalian
dapat
melanjutkan perjalanan kembali!”
“Kami mohon pengertian
tuan pendekar bertiga,
karena hendak melayat maka tidak membawa bekal uang
yang banyak. Setelah
selesai melayat barulah
kami
serombongan menghaturkan terima kasih.”
“Cerewet! Lekas suruh
keluar tuanmu itu!
Biar dia
sendiri bertemu dengan kami bertiga!”
Raden
Harjorumekso telah mendengar
semua
pembicaraan
mereka, ia lalu
memberi perintah kepada
enam
pengawalnya. “Serbu saja
mereka! Kalian terdiri
dari enam orang dan
mereka hanya bertiga. Masa kalian
takut!”
“Edan….. malah nantang!
Hayo kang, kita
habisi saja
dia!” Ganden yang
berwatak berangasan tidak
dapat
menahan diri lagi.
Enam orang pengawal itu
mendengar
perintah tuannya menjadi
kaget. Mereka sebetulnya
hendak mengajak jalan
damai untuk tidak
menimbulkan
permusuhan
dengan Tiga Pendekar
Pandean. Karena
Raden
Harjorumekso telah berteriak
demikian, maka
tiada jalan lain
lagi mereka harus
melawan. Untuk tidak
menimbulkan rasa permusuhan
yang mendalam mereka
menyerbu dengan tangan
kosong. Terjadilah
pertempuran berat sebelah.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
“Cepat jalankan kereta, Kro! Selagi mereka bertempur,
cepat!”
Sukro tanpa diperintah
dua kali sudah
melecut
kudanya agar berlari
kembali. Mat Gudel
orang tertua
Tiga Pendekar dari
Pandean yang selalu
mengawasi
kereta segera tahu
maksud si kusir.
Sehingga belum
sampai kuda itu berlari dia telah meloncat ke atas kereta
dan kakinya melayang ke arah dada Sukro. Tanpa ampun
lagi Sukro terpental keluar dari kereta!
Raden
Harjorumekso kaget melihat
Sukro terlempar
dari kereta,
isterinya juga tambah ketakutan lagi. “Ini…..
ini…. bagaimana ini….”
ia tidak dapat
melanjutkan lagi
kata-katanya karena keburu
menangis. Takut kalau
dibunuh oleh ketiga orang itu.
“Tenang ibune, tenang…..!” Suaminya mencoba untuk
membesarkan hati isterinya,
akan tetapi sebetulnya
dia
sendiri juga merasa
bingung. Apalagi ketika
melihat
enam pengawalnya sudah
malang melintang di
atas
tanah sambil merintih
kesakitan! Tanpa disadarinya
mukanya menjadi pucat.
Ganden dan Genjik
melangkah
maju menghampiri kereta,tangan terulur untuk membuka
pintu kereta….. “Tukk’ Tukk!!”
“Aduuuhhhhh!
Athoooo…..!” Ganden dan
Genjik
menarik
tangannya lalu dikibas-kibaskan untuk
mengurangi rasa sakit.
Mat Gudel yang
duduk di atas
kereta juga kaget
melihat keadaan kedua
temannya.
Mengapa mereka menjerit
lalu mengibas-ngibas kedua
tangannya? Mat Gudel
lalu celingukan mencari-cari
di
sekitar kejadian itu, tiba-tiba ia melihat seorang pemuda
tampan
berpakaian serba putih
mendatangi dari depan
sambil memutar-mutar sebuah tongkat pendek.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
“Di siang bolong
mengganggu orang! Ck-ck-ck
sungguh tidak baik
dan tidak terpuji.
Katanya tiga
pendekar,
nyatanya hanya tiga
perampok kecil, he-hehe……!”
Tiga Pendekar Pandean
menjadi marah men
dengar
ini. Mereka adalah
jagoan pilih tanding
di seluruh
Pandean, mengapa bocah
kemarin sore itu
berani
mengatakan
mereka perampok kecil.
Ganden yang
berangasan membentak. “Setaaannnn! Bocah bau kencur
berani berkata tidak
karuan, he….. bocah.
Apa orang
tuamu tidak pernah mengajarimu sopan santun!”
“Uuwaaahhhh
lagaknya….., seakan orang
berbudi
saja. Heee…. Kang
Ganden, siapa yang
tidak tahu
kesopanan? Kau atau aku, he-he-he……”
“Bangsat! Malah masih
berani menjawab! Mampus
kau…..!!” Ganden meloncat
maju sambil mengirimkan
kepalan ke dada anak muda itu. Angin dingin menyambar
dada dengan kuatnya.
Agaknya Ganden kalap
dirinya
diejek seorang bocah. Maka dengan sekali pukul dia ingin
anak itu mencelat dan pingsan!
“Ihhh, baunya pesingggg!!”
Sambil meliukkan tubuh
atasnya sedikit pemuda
itu dapat menghindari
pukulan,
lalu tangan kanan yang memegang tongkat bergerak.
“Bleekkkk!” Ganden jatuh dengan pantatnya lebih dulu
menimpa tanah. Sialnya
pantatnya menimpa batu
yang
runcing sehingga membuat
pantat itu sakitnya
bukan
main! Ternyata dengan
sekali gerak tadi
lengkung
tongkatnya telah menarik
kaki depan Ganden
ke atas,
membuat Ganden jatuh dengan pantat lebih dulu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
“Hssss….. addd…… adduuhh…..”
Sambil kedua
tangannya
menggosok-gosok pantatnya dengan
keras
mengusir nyeri! Tanpa malu Ganden merintih kesakitan.
“Wuttt! Wuutt!!” Dua
kepalan sebesar kelapa
mengarah kepala. Suryo
mundur selangkah tangannya
bergerak.
“Tukk! Tukk!” Dan
sebutir telur tumbuh
di dahi
keduanya.
Sakitnya bukan main!
Keduanya lalu
menekan-nekan
telur itu sebentar,
memandang ke arah
si bocah dengan mata berapi.Mat Gudel memberi isyarat
kedua temannya, lalu
mencabut klewang membabat
kepala anak muda
itu. Ganden dan
Genjik tidak mau
ketinggalan, mereka juga membabatkan golok-nya. Golok
Genjik menabas perut
sedangkan Ganden membelah
kepala!
“Tranggg….!!”
Ketiga golok saling
beradu sendiri,
membuat tangan yang
memegang golok gemetaran
saking kuatnya pertemuan
senjata mereka. Entah
dengan cara bagaimana
anak muda itu
bergerak,
kelihatannya
bocah itu tidak
bergerak dari tempatnya
kenapa golok mereka
dapat beradu! Mereka
bertiga
memandang dengan mata terbelalak ke arah si bocah!
“Paman bertiga harap sadar bahwa perbuat an paman
ini tidak benar.
Menodai ketenaran nama
sendiri,
menyeret nama paman
ke tempat yang
rendah.” Suryo
berkata dengan halus,
tidak menyerang mereka
lagi lalu
melanjutkan.
“Sebagai pendekar seharusnya
paman
melindungi yang lemah
dan tertindas dari
perbuat an
sewenang-wenang
dari orang-orang yang
memaksakan
kehendaknya.
Tapi kenapa paman
malah menindas
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
orang lemah sendiri. Apa dunia sudah terbalik? Pendekar
malah jadi perampok!”
“Bocah! Kau anak kemarin
sore tahu apa?” Mat Gudel
membentak.
“Sebelum kau lahir
aku telah malang
melintang di
dunia
pendekaran. Bocah kemarin
sore mau menggurui
orang tua! Gilaaa!”
Genjik menyela. Ganden
yang
biarpun berangasan dapat melihat kebenaran kata-kata si
bocah maka dia
diam saja.Raden Harjorumekso
juga
telah turun dari
kereta didampingi enam orang pengawai
serta Sukro sais
kereta, mereka mendengarkan
semua
pembicaraan itu. Melihat
ke arah si
pemuda baju putih
yang tersenyum manis
berdiri dengan santainya, tongkat
digantungkan di pundaknya!
“Agaknya paman lupa
bahwa yang tua
belum tentu
benar dan yang
muda belum tentu
salah. Seperti kata
pepatah “kebo nyusu
gudel” itulah yang
saya
maksudkan,
paman.” kata Suryo
sambil memandang
Ketiga Pendekar Pandean
silih berganti. Begitu
pandang
mata bertemu dengan
pandang mata Suryo,
ketiganya
tidak kuat untuk
memandang lebih lama,
menunduk
dengan wajah berubah kemerahan karena malu.
Mereka yang telah
tua dan berpengalaman
diberi
pengarahan oleh anak kemarin sore.
“Kalahkan dulu kami
bertiga, baru nanti
kita bicara
lagi!” Mat Gudel berkata pelan. Menuntut agar si pemuda
dapat
mengalahkan mereka bertiga
baru mereka mau
menurut
kata-kata si pemuda.
Suryo tersenyum lebar
mendengar
permintaan ini, ia
maklum bahwa mereka
bertiga akan selalu
merasa penasaran kalau
dia tidak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dapat
mengalahkan mereka tetapi
berani memberi
petuah!
“Silakan paman bertiga
menggunakan senjata paman
untuk menyerang, saya
tidak akan bergerak
atau
membalas serangan paman satu kalipun!”
Ketiganya saling pandang
tidak percaya, mereka
disuruh
menyerang dengan menggunakan
senjata dan
anak muda itu
tidak membalas menyerangnya?
Apa
boleh buat! Mereka
ingin membuktikan kata-kata
anak
muda ini!
“Awaas serangan!”
Bagaikan kilat saja ketiga golok
itu
menerjang tubuh Suryo
yang berdiri diam
tak bergerak.
Berulang kali ketiganya
menyerang dengan
menggunakan
seluruh tenaga dalam
mereka.
Kenyataannya
tidak ada sebuahpun
golok mereka yang
dapat menembus atau
mengenai tubuh anak
muda itu!
Saking
bernafsunya mereka bertiga
sampai terengahengah karena
terlalu banyak mengerahkan
banyak
tenaga.
“Cukup, Paman!” Suryo
berkata pelan. Akibatnya
sungguh mengherankan mereka
yang menonton, yakni
Raden
Harjorumekso serta Tiga
Pendekar Pandean itu
sendiri. Mereka bertiga
terlempar ke belakang
seperti
dilanda topan ketika anak muda itu berbicara. Ketiganya
berusaha bangun, anehnya
tidak dapat! Sepertinya
semua tenaganya telah lenyap meninggalkan tubuhnya.
“Amm….. ammpuuuunnnn
raden. Kami bertiga mohon
ampun, sudilah raden
menyembuhkan kami ini.
Ampuuunn…. toooobaaatttt!!”
Hampir berbareng mereka
bertiga bersambat, mereka
takut bukan main mengalami
hal seperti ini.
Raden Harjorumekso sendiri
bersama
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
rombongannya
juga berlutut memintakan
ampun bagi
ketiga orang yang
tadi ingin meram-poknya
itu. Suryo
yang melihat ini tersenyum manis
sekali, melangkah
maju menghampiri mereka
lalu tangannya menyentuh
mereka satu persatu. Begitu tersentuh oleh tangan Suryo
ketiganya dapat bangun
kembali, telah sehat
kembali
seperti biasanya. Hanya merasa sedikit lemas karena tadi
mereka telah mengeluarkan tenaga terlalu banyak.
“Harap semua paman berdiri, tidak enak rasanya!”
“Ampunkan kami, raden.
Apabila telah membuat
kesalahan kepada raden. Dan bolehkah saya mengetahui
siapa raden?”
“Paman, saya bukan
raden. Saya hanyalah
seorang
biasa saja yang
sedang meluaskan pe-ngalaman,
nama
saya Suryo, paman.” Setelah berkata demikian Suryo lalu
lenyap dari hadap
an mereka, membuat
mereka kaget
berbareng kagum!
“Suryo……
Suryo….. benar, pasti
dia…. dia adalah
Suryo Lelono pendekar
muda yang baru
saja muncul!”
Ganden berteriak keras.
Membuat orang yang
mendengar
menjadi kaget sekali
mengetahui bahwa
pemuda tadi adalah Suryo Lelono!
Tiga Pendekar dari
Pandean merasa menyesal
sekali
akan perbuatan mereka
tadi, dalam hati mereka berjanji
akan merubah semua perilaku mereka yang tidak baik.
“Kami bertiga mohon
maaf telah membuat
anda
sekalian
mengalami kaget serta
terhalang perjalanan
untuk melayat. Kami
sedia menerima hukuman
karena
telah membuat kalian
menderita karena ulah
kami
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bertiga.” Mat Gudel
meminta maaf atas
segala
perbuatannya tadi.
“Kami juga minta maaf kepada saudara bertiga karena
telah mengira bahwa
kisanak adalah para
perampok.”
Raden Harjorumekso juga meminta maaf. Mereka semua
lalu saling maaf memaafkan dan saling berkenalan akrab.
Raden
Harjorumekso lalu mengajak
ketiga pendekar ini
untuk ikut dengan
rombongannya. Ketiganya juga
menyetujui maka berangkatlah rombongan ini menuju ke
rumah duka di desa Kandangan!
Tiga Pendekar Pandean
lalu menceritakan siapa
itu
Suryo Lelono kepada
mereka. Raden Harjorumekso
merasa nelangsa karena
pendekar itu telah
pergi tak
tentu rimbanya. Kalau
dia tahu, pasti
akan mohon
bantuannya untuk memecahkan
teka teki kematian
keponakannya, Astuti di desa Kandangan!
(OodwkzoO)
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bab 4
“ULAR HIJAU! Benarkah
yang mengganas di
rumah
Raden Purwolumakso
mengenakan kalung ular berwarna
hijau?” tanya seorang laki-laki bertubuh tinggi kurus pada
teman seperjalanannya.
“Benar kang. Menurut
para pembantu rumah
di sana
yang mengganas adalah ular hijau!” jawab Marto.
“Kalau demikian pastilah
dia adalah Iblis
Ular Hijau!
Seorang iblis yang baru saja muncul serta mengganas di
sekitar lereng Gunung
Merapi, selalu mencari
korban
dara yang ma-sih perawan.” katanya kembali.
Dikun ini adalah
seorang pedagang yang
selalu
bepergian dari kampung
ke kampung untuk
menjajakan
dagangannya.
Pedagang keliling istilah
sekarang! Marto
berhenti dan memandang
Dikun dengan kaget
sekali
mendengar
keterangan itu. Diapun
ingin mengetahui
lebih banyak perihal
Iblis Ular Hijau
yang mengganas
serta mencari korban
perawan untuk disedot
sarinya
sehingga menjadi tengkorak yang terbungkus kulit.
“Kang Dikun mari mampir di kedai itu, kita minum kopi
panas sambil istirahat
melepaskan lelah,” ajaknya.
”Hehe-he….. kau pasti ingin mendengar cerita itu. Betul kan,
tebakanku ini?”
Marto tersipu, maksudnya
telah ditebak oleh
Dikun
dengan tepat sekali. Maka iapun menjawab. “Kang Dikun
kayak dukun saja, tahu akan maksudku mengajak minum
kopi. Mari, kang.
Jangan jual mahal ah,
aku ingin sekali
mendengarnya.”
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dikun mengangguk,
lalu mengikuti Marto
untuk
memasuki kedai untuk
menikmati secangkir dua
cangkir
kopi panas, sambil makan makanan kecil. Mencari tempat
di sudut yang
kosong, duduk berdua
saja berbincang
dengan asiknya!
Setelah
menyeruput kopi yang
masih hangat
mengembalikan ke mejanya.
Dikun mulai bercerita.
Marto
mendengarkan dengan penuh
perhatian semua
cerita Dikun tentang
Iblis Ular Hijau!
Marilah kita ikut
mendengarkan cerita Dikun tentang Iblis Ular Hijau!
Suatu malam yang
dingin sekali meliputi
Padepokan
Teratai di lereng
Gunung Merapi sebelah
timur. Ketua
padepokan Nyi Resmi Suci sedang bersamadhi di sanggar
pamujan yang terletak
di tengah candi
beserta lima
orang muridnya. Kelima
muridnya ini rata-rata
baru
berusia lima belasan
tahun, wajah-wajah mereka
ratarata cantik dengan
kulit tubuh yang
putih mulus. Diam
tak bergerak seakan telah berubah menjadi patung batu
yang cantik menarik,
sedap dipandang mata.
Sampai
tengah malam hampir berlalu
mereka masih tetap dalam
posisi seperti semula,
tidak terganggu oleh
hawa yang
semakin dingin!
“Hi-hi-hi…..
kak-kak-kak….. ha-ha-ha….!” Tiba-tiba
terdengar suara tawa
mengumandang di udara,
memecah keheningan di
padepokan di sanggar pamujan
itu. Nampak di ujung menara candi berdiri seorang tinggi
besar dengan dada
telanjang, seekor ular
hijau sebesar
lengan melingkar di
lehernya. Kelihatan jelas
di bawah
sinar bulan pernama yang menerangi malam itu.
Nyi Resmi Suci
dan kelima muridnya
tersadar dari
samadhinya oleh suara
tawa yang mengandung
tenaga
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dalam yang
hebat, seakan menggedor
jantung di dalam
dada. Begitu melihat
tubuh tinggi besar
di atas candi
yang berwarna kehijauan
itu kelima murid
perempuan
lalu mencabut pedangnya
untuk bersiap diri
menjaga
segala kemungkinan dengan datangnya tamu yang
tidak
diundang ini!
“Ha-ha-ha…… Nyi Resmi,
aku datang berkunjung
untuk meminjam kelima
muridmu.Huah-ha-ha-ha……”
Tanpa basa-basi lagi
orang berkulit kehijauan itu berkata
tanpa tedeng aling-aling
lagi. Sepasang matanya
mengawasi kelima dara yang cantik-cantik itu dengan liar
penuh nafsu jalang!
“Orang tak tahu
sopan santun. Datang
tanpa
diundang,
berkata seenak perut
sendiri. Siapakah
engkau, hei orang liar?”
“Hi-hi-hik……
jangan sewot nenek
tua, aku tidak
membutuhkan kau! Yang kuinginkan lima muridmu itu!”
“Sebutkan namamu dulu,
sebelum kau mampus
tak
bernama!”
“Ha-ha-ha-hi-hi…..
tanya-tanya nama segala,
apa kau
ingin memungutku menjadi
mantumu! Baik, aku
adalah
Iblis Ular Hijau, seorang jago yang akan merajai di dunia
kependekaran di seluruh
bumi! Ha-ha-ha-hahaha……!!”
Begitu selesai ucapannya
tubuhnya telah meloncat
ke
dalam sanggar pamujan.
Keenam wanita itu
mundur selangkah melihat
ujud
Iblis Ular Hijau.
Nyi Resmi Suci
memberi isarat, kelima
muridnya maju mengurung membentuk pormasi segilima
mengurung si Iblis
tepat di tengah.
Nyi Resmi pun
mengeluarkan pedang tipis
dari balik jubahnya, diangkat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
di depan dada dengan ujung lurus menunjuk dada si Iblis
Ular Hijau.
“Mari, mari, mendekatlah
ke mari bocah
ayu!
Kakangmas ingin segera membelaimu!”
“Wirr-wirrr-wirrr…….
siutt-siuttttt!!” Lima Pedang
di
tangan kelima murid
Padepokan Teratai bergerak
menyerang dengan hebatnya, mendengar kata-kata yang
tidak sopan itu.
Gerakan pedangnya cepat
serta
bertenaga,
saling melindungi dan
saling bantu dalam
menyerang lawan. Sedangkan Nyi Resmi Suci melengking
nyaring sambil meloncat tinggi
di udara pedangnya
bergerak membelah kepala!
“Huuahhh….. ganasnya! Ha-ha-ha-ha…….!”
Sambil berputar tangannya
bergerak menangkis lima
pedang,
sedangkan ular di
lehernya menangkis ujung
pedang yang menyerang dari atas! Para penyerang kaget
mendapat
serangan balasan dari
Iblis Ular Hijau
yang
sungguh hebat. Kedua
tangan lawan agaknya
kebal
karena berani menangkis
pedang yang disaluri
tenaga
dalam tinggi.
Anehnya ular hijau
itupun dapat menahan
pedang yang digerakkan
oleh Nyi Resmi
Suci yang
mempunyai kepandaian tinggi!
Dalam waktu yang
tidak terlalu lama
Iblis Ular Hijau
dapat menotok tubuh
kelima murid Padepokan
Teratai
sedangkan pedang Nyi Resmi Suci terpental oleh sabetan
ularnya yang melilit
leher. Aneh memang! Ular
hijau itu
mampu menahan bacokan
pedang dan malah
dapat
membuat pedang yang
dipegang dengan tangan
penuh
tenaga dalam itu
terpental. Ular itu pastilah bukan
ular
biasa, akan tetapi ular siluman!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Hati Nyi Resmi
Suci menjadi mencelos
melihat
kenyataan ini, betapa tidak? Pedangnya bukanlah pedang
biasa serta dialiri oleh tenaga dalamnya yang juga sudah
mencapai tingkat
tinggi, kenapa sekarang bagaikan tidak
berdaya
menghadapi durjana ini?
Berbagai pertanyaan
memenuhi benaknya, tapi
tiba-tiba melesat sinar hijau ke
arah dadanya dan…….
tanpa dapat dicegah
iagi ular
hijau telah mematuk dadanya.
Begitu terkena patukan
Nyi Resmi Suci
roboh dengan
tubuh berubah menjadi hijau. Ular itu lalu merobek kulit
dada lalu menyelusup
masuk mengambil jantung
korbannya.
Sedangkan tuannya berdiri
bersedakap
sambil mulutnya komat-kamit membaca mantera.
Tiba-tiba tubuh yang
telah tertotok lemas
itu dapat
bergerak lalu menari-nari
di depan si
Iblis sambil
melepaskan
pakaiannya satu persatu.
Sepasang mata
yang berwarna hijau
itu semakin bercahaya
membuat
kelima orang wanita
itupun menari semakin
menggila,
menari tidak menurut
aturan lagi, hanya
menggoyanggoyang seperti orang
kepanasan yang haus
kenikmatan
dunia! Tiba-tiba mereka
berlima berguling di
tengah
sanggar lalu telentang
bergoyang ke kanan
kiri dengan
hebatnya.
Melihat ini si
Iblis Ular Hijau
maju menubruk
menyerang mereka satu
persatu, menyerap sari
kehidupan
dara-dara suci ini.
Empat orang gadis
telah
layu dibuatnya, tetapi
ketika akan menyerang
dara
kelima tiba-tiba terdengar
suara ayam berkokok,
menandakan sebentar lagi pagi akan datang menjelang!
Iblis Ular Hijau
kaget sekali, tangannya
melayang ke
arah si gadis
tanpa menengok lagi
lalu berkelebat pergi
dari tempat itu
dengan cepat untuk
mencari
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
persembunyian
buat dirinya. Dalam
sekejab tubuhnya
telah hilang ditelan kabut pagi!
Dara itu telah pingsan dengan tubuh berubah menjadi
hijau, ternyata dia
telah terkena pukulan
yang
mengandung racun hijau!
Tidak lama setelah
si Iblis
pergi, seorang cantrik
setengah tua bangun dari tidurnya
mau membersihkan sanggar pamujan seperti biasa yang
dia lakukan setiap
harinya. Pekerjaan rutin
setiap pagi
hari!
“Jagad Dewa Bathara……
Duh Gusti, apa
yang telah
terjadi di sini? Kenapa mereka terbunuh dengan demikian
kejamnya?”
Ketika dia mendekati
gadis yang termuda,
ternyata gadis itu
masih hidup. Begitu
melihat
kedatangannya, gadis itupun
lalu menceritakan apa yang
telah terjadi yang
menimpa dia dan
teman-temannya,
serta gurunya!
“Dari cantrik itulah
berita tentang Iblis
Ular Hijau
tersebar. Sekarang
agaknya iblis itu
mulai mengganas
sampai di sini.”
Kata Dikun kepada
Marto, menutup
ceritanya
tentang mengganasnya si
Iblis Ular Hijau!
Dikun selesai bercerita lalu minum kopinya!
Dua ekor kuda dilarikan kencang di jalan depan kedai
itu menuju ke timur. Kuda yang di depan berwarna hitam
dengan totol-totol kelabu, seorang muda bertubuh tegap
duduk di atas
pelana dengan tegak
dan anggunnya.
Wajahnya
menunjukkan betapa dia
sedang diianda
kesusahan. Di
belakangnya berlari pula dengan
cepatnya
kuda coklat kemerahan
dengan seorang penunggang
yang tidak kalah
tampan dibandingkan pemuda
yang di
depan. Wajahnya berseri
penuh senyum, melihat
ke
depan dengan tajam, lirikannya dapat meruntuhkan para
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
gadis. Sayang sekali
sinar matanya itu
seperti
mengandung misteri!
Kedua orang muda
itu menujukan kudanya
ke arah
rumah Raden Purwolumakso
yang sedang tertimpa
musibah kematian anak tunggalnya Astuti. Begitu sampai
di depan regol,
orang muda yang
di depan meloncat
turun bagaikan melayang saja. Tahu-tahu tubuhnya telah
berada di ruang
tengah. Berlari masuk
ke dalam kamar
yang masih penuh dengan
orang yang sedang
berusaha
untuk merawat Raden Purwolumakso dan isterinya.
Orang-orang yang melihat
kedatangannya menghela
napas panjang, merasa
kasihan sekali akan
nasib si
pemuda. Begitu masuk
kamar, pemuda ini
mendelong
melihat keadaan Raden
Purwolumakso serta isterinya.
Mereka berdua saling
berpelukan duduk di
sudut kamar
dengan muka seperti kertas pucatnya.
”Rama….. rama sadarlah…..
hamba Sarpojati…..
menantu rama!” Ternyata
anak muda yang
datang
dengan
terburu-buru itu adalah
menantu Raden
Purwolumakso
sendiri. “Ular hijau…….
hiiiii….. ular
hijau….. hiiiii …….
“Sadar rama…… hamba
Sarpojati. Menantu rama!”
Sarpojati
berkata sambil mengguncang
pundak
mertuanya untuk menyadarkan,
akan tetapi yang
keluar
dari mulut ramanya hanya ‘ular hijau…. ular hijau’ saja!
“Sabarlah, ngger Sarpojati.
Tenangkan dulu dirimu,
jangan
tergesa-gesa untuk menyadarkan
Kangmas
Purwo. Ini aku
pamanmu ada di
sini!” Raden
Harjorumekso
menenangkan Sarpojati yang
baru datang
dengan penuh emosi.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
“Aduhhh….. paman! Kenapa ini mesti terjadi, mengapa
menimpa diriku…… kenapa,
Paman? Apa salah
dan
dosaku, Paman?”
“Nyebuttt….. ngger, nyebuttt!”
Sarpojati menyebut kebesaran Asma Allah lalu menarik
napas panjang tiga
kali, wajahnya pelan-pelan
menjadi
tenang serta dapat berpikir dengan tenang. Sarpojati lalu
melihat
seke-lilingnya, dia melihat
Raden Harjorumekso
suami isteri telah
berada di kamar
itu memandangnya
dengan penuh rasa kasihan!
“Maafkan saya, Paman.
Saya telah khilaf,
terlalu
menuruti
dorongan hati yang
penuh dengan kedukaan
karena mendengar tentang tewasnya diajeng Astuti.”
“Paman maklum, ngger.
Paman sendiri juga
begitu
ketika kemarin datang ke sini.”
“Sebetulnya apakah yang
telah terjadi di sini, Paman?
Mengapa kanjeng rama
berulang-ulang menyebut ‘ular
hijau, ular hijau’ sambil terbelalak seperti itu?”
“Mari kita keluar
dari kamar ini,
lebih baik kita
bicara
dengan tenang di
depan. Kulihat tadi
kakakmu
Sarpowulung juga datang.
Marilah kita bicarakan
ini
dengan kakakmu pula, aku ingin minta pertimbanganmu
serta kakakmu mengenai
hal ini!” Raden
Harjorumekso
mengajak
Sarpojati keluar dari
kamar itu. Sarpojati
mengikuti
pamannya menuju ke
ruang depan di
mana
kakaknya telah duduk
menanti dengan tenang.
Melihat
keduanya
berjalan keluar Sarpowulung
bangkit berdiri.
Raden
Harjorumekso lalu duduk
menghadapi kedua
kakak beradik Sarpo.
Dengan tenang dia
lalu
menceritakan apa yang
telah menimpa keluarga
kakak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kandungnya. Semua
ini diketahuinya dari
cerita para
pembantu rumah tangga
Raden Purwolumakso yang
telah me-nemui dirinya untuk minta pertimbangan!
“Iblis laknat kurang
ajar! Berani mengganggu
kumis
harimau!” kata Sarpowulung
berdiri sambil meremasremas
sandaran kursinya. “Kreesss,
kreeesss!!” Kayu
sandaran kursi tempat
duduk Sarpowulung hancur
menjadi tepung halus.
Tidak kuat menerima
luapan
amarah Sarpowulung!
Raden Harjorumekso kaget
melihat hal ini,
sungguh
hebat tenaga dalam
yang diperlihatkan oleh
anak muda
yang duduk di
depannya itu. Diapun
lalu meminta
keduanya untuk tinggal
di rumah itu,
juga berusaha
untuk memulihkan ingatan
kakaknya yang terganggu
akibat musibah itu.
“Baik, Paman. Saya
dan kangmas
Sarpowulung akan berusaha
menyembuhkan kanjeng
rama, serta akan
kucari Iblis Ular
Hijau itu untuk
membalaskan sakit hati
diajeng Astuti.” Sarpojati berkata
sambil memandang kakaknya meminta persetujuan.
“Baik dimas. Aku
akan membantumu untuk
mencari
pembunuh
tunanganmu sampai berhasil!”
Sarpowulung
memberikan janjinya.
Raden Harjorumekso mengangguk
senang melihat semangat
kedua teruna itu.
Mereka
bertiga
melanjutkan pembicaraan itu
sampai lama,
ketiganya
terlibat dalam pembicaraan
yang serius
tentang cara menuntut
baias kepada durjana
yang telah
menghancurkan kehidupan Raden Harjorumekso!
Pelayanpun datang
membawa nampan berisi makanan
dan minuman, menaruhnya di meja, lalu kembali mundur
ke dalam meneruskan kembali pekerjaannya sehari-hari.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Isteri Raden
Harjorumekso memasuki ruang
depan
dengan kedua mata merah karena ter-lalu banyak tangis,
duduk di dekat
suaminya. Ikut pula
bicara dengan
mereka sampai larut malam!
(OodwkzoO)
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bab 5
BULAN bersinar dengan
terangnya yang lkjlembut
berwarna kuning keemasan,
cahayanya yang redup
itu
membuat suasana malam
itu menjadi makin
romantis
untuk pasangan muda-mudi
yang sedang dalam
masa
pacaran. Di dalam
taman bunga di
belakang rumah Ki
Demang Mardawa di
desa Kandangan nampak sepasang
teruna sedang memadu
kasih. Malam telah
semakin
larut, akan tetapi
kedua nya masih
terlena oleh
keindahan yang dicipta
kan oleh cahaya
sang rembulan
yang sudah bulat penuh itu!
“Kangmas Jaka, aku
sungguh merasa bahagia
sekali
malam hari ini. Entah
mengapa aku tidak
ingin berpisah
lagi dari sisimu,
kangmas.” Sambil berkata
demikian
Marsini merapatkan tubuhnya.
“Akupun juga
merasakan hal yang
sama seperti yang
kaurasakan itu, diajeng
Marsini.” Jaka menjawab
sambil
melingkarkan
tangannya di pinggang
yang nawon kemit
(ramping)
Marsini. Mereka berdua
lalu bisik-bisik mesra,
tidak merasakan udara yang bertambah dingin di malam
itu. Dunia ini
bagaikan milik mereka
berdua saja, tidak
ada lagi kesusahan
yang dapat mengganggu
atau
memisahkan mereka berdua pada saat itu!
“Srett-seet-srett-seeett!!”
Suara sandal di-seret
memasuki jalan menuju
ke taman, tidak
berapa lama
kemudian Ki Demang Mardawa telah berada di belakang
kedua muda-mudi yang
sedang terlena dalam
buaian
sang Dewa Asmara.
Keduanya sama sekali
tidak
mengetahui kedatangan
orang tuanya sehingga keadaan
ini membuat Ki
Demang menggeleng kepala.
Sungguh
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
hebat pengaruh
Dewi Bulan terhadap
sepasang remaja
yang dimabok cinta ini!
“Eehhhemmmm!” Ki Demang berdehem.
Kedua teruna itu
kaget sekali mendengar suara orang
berdehem di belakang
mereka! Menengok dan keduanya
wajahnya berubah menjadi
ke-merahan ketika
mengetahui bahwa yang
berdiri di belakang
mereka
adalah Ki Demang Mardawa sendiri!
“Ayah….. sudah lama
ayah berada di
sini?” Marsini,
bertanya.
“Bapa Demang!” Jaka juga
berdiri membungkuk
hormat.
“Hemmm….., anak muda
kalau sudah berdua
di
malam terang bulan
lupa segalanya! Yang
ada hanya
kekasih hatinya. Ha-ha-ha……”
“Ahhh, ayah bisa
saja!” Jaka hanya
tersenyum malu,
tidak kuasa untuk membuka mulut karena merasa likat!
“Ha-ha-ha-ha…….
aku tidak marah,
Mar. Aku tahu
semua ini…… aku
juga pernah muda
lho Mar!” Ki
Demang tertawa lagi melihat keduanya berhal seperti itu.
Akan tetapi sebagai
orang tua Ki
Demang melihat
bahayanya kalau sedang
duduk berdua di
bawah terang
bulan purnama, mungkin
tidak disadari oleh
sepasang
teruna ini. Suasana yang romantis dapat membuat orang
lupa diri dan melakukan hal yang terlarang. “Jaka, malam
telah mulai larut. Sebaiknya kau
pulang dulu, besok kau
dapat bertemu dengan
anakku kembali. Aku
tidak
melarang kalian bergaul
dengan akrabnya, akan
tetapi
harus diingat bahwa
setan selalu rnenggoda
manusia
tatkala mereka sedang dibuai oleh nikmatnya dunia!”
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
“Ahhh, ayah.
Kami berdua dapat
menjaga diri. Tidak
akan melakukan hal
yang telah ayah
dan ibu ajarkan.
Kami saling menjaga
diri, ayah!” Marsini
membantah
ayahnya.
Jaka pun mengangguk
pelan. “Betul rama.
Kami
berdua tahu mana
benar mana salah!”
Jaka juga
menimpali
kekasihnya, memperkuat keterangan
tunangannya.
“Ayah tahu….. ayah
tahu! Aku percaya
kepada kamu
berdua. Kalau tidak
percaya masa aku
memperbolehkan
kalian berdua saja di taman di malam yang sunyi ini!”
“Terima kasih, ayah.”
Hampir berbareng Jaka
dan
Marsini berkata.
“Nah, sekarang marilah
masuk ke dalam!
Jaka, kalau
kau ingin menikmati
malam bulan purnama
ini, ayo kita
bermain catur di ruang depan.”
Mereka bertiga lalu bertindak pergi ke depan!
“Ha-ha-ha-ha……!
Kata-kata kosong kakek
ompong
seperti gentong kosong melompong, ha-ha-ha…..!”
Ketiga orang itu
menjadi kaget sekali
ketika
mendengar
kata-kata ini. Mereka
celingukan mencari
siapa yang telah
mengeluarkan tawa serta
berkata tidak
karuan di taman itu!
“Di sana ayah.
Itu di atas
menara di ujung
taman!”
Marsini berteriak memberi tahu ayahnya.
Benar! Di ujung
menara rumah kecil
itu berdiri
seorang
laki-laki bertubuh tinggi
besar, berkulit
kehijauan, nampak jelas karena orang itu tidak memakai
baju. Wajahnya juga
menyeramkan dengan sepasang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mata yang berwarna
hijau dan mulut
bercaling itu.
Apalagi seekor ular
yang bergerak-gerak di
leher itu
menggantungkan kepala di dada!
“Iblis Ular Hijau!!”
Hampir berbareng ketiganya
berseru.
Ki Demang Mardawa,
Jaka, mencabut senjata
kerisnya, siap menghadapi
bahaya yang mengancam
Marsini dengan kedatangan iblis di rumah mereka ini!
“Heii, Demang tua
bangka, hayo bawa
ke sini anak
gadismu itu!” perintah Iblis Ular Hijau. “Aku akan segera
pergi serta tidak
akan membunuh seluruh
penghuni
rumah ini, kalau kau menyerahkan anakmu!”
“Bangsat! Langkahi
dulu mayat kami berdua, baru kau
akan dapat membawa pergi
anakku!” Bentak Ki Demang
marah. Tangan kirinya
bergerak mendorong ke
depan.
Nampak bola api melayang ke arah iblis itu berdiri.
”Mainan anak kecil
kautunjukkan padaku. Ha-haha……”
Iblis Ular Hijau
menggerakkan tangan kirinya
mengibas ke depan.
Dari tangan nya
keluar bola
kehijauan menerjang ke arah bola api!
“Duaaarrrrr !” Ledakan dahsyat terdengar ketika kedua
bola api itu beradu di tengah udara!
Ki Demang kaget melihat lawannya dapat menyambut
pukulan tangan apinya
dengan mudah. Tangan
kirinya
lalu bergerak ke
depan berulang-ulang mengibas dengan
bola-bola api yang
bagaikan meteor terbang
menerjang
lawan.
Iblis Ular Hijau
juga menggerakkan tangan
menyambut! Dan ledakan pun
terdengar bagaikan orang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menyulut mercon
renteng di kala
pesta kembang api!
Memang indah dilihat
bola api kemerahan
meluncur ke
depan disambut bola
kehijauan yang juga
meluncur
datang. Seakan di
taman itu sedang
mengadakan pesta
ulang tahun dengan
menyalakan kembang api
berwarna
merah dan hijau !
Ledakan saling susul
itu membangunkan seluruh
penghuni rumah Ki
Demang Mardawa. Mendatangkan
para penjaga yang
sedang bertugas. Dengan
membawa
senjata mereka mendatangi
taman di belakang
rumah
itu.
“Siut-siut-siut!!!” Bagaikan
hujan anak panah
dari
tangan penjaga meluncur
menuju ke sasaran.
Akan
tetapi Iblis Ular
Hijau hanya berdiri
diam, menerima
serangan anak panah penjaga dengan dada terbuka. Ular
hijau dilehernya bergerak berputaran dan….. anak panah
yang mengarah wajah tertangkis patah! Sedangkan anak
panah yang mendarat
di dada terpental
kembali malah
ada yang patah begitu menimpa dada!
“Tung tung tung tung tung tung!”
Salah seorang penjaga
memukul kentungan untuk
memberi tanda adanya
bahaya yang mengancam rumah
Ki Demang Mardawa.
Bunyi kentungan pun
sambung
menyambung
memenuhi udara di
malam yang dingin
di
desa Kandangan! Mendengar
ini Iblis Ular
Hijau menjadi
kaget, dia tidak
gentar menghadapi semua
orang yang
berada di Kandangan
ini, tapi kalau
pertempuran terjadi
sampai pagi, dan
dia tidak dapat
membasmi semua dia
dapat celaka!
Belum juga beranjak
pergi nampak meluncur
bungabunga kecil berwarna
merah menghujani tubuhnya,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bagaikan jala
yang menjaring ikan.
Semua jalan keluar
telah tertutup oleh
luncuran bunga berwarna
merah!
Melihat cepatnya luncuran
bunga itu, iapun
maklum
bahwa bunga itu mengandung tenaga
dalam yang tidak
kecil. Maka untuk
mempercepat waktu tangan
kanannya
bergerak ke leher,
menarik ular hijau
dan memutarnya
melindungi tubuhnya!
“Ting-tang-ting-tang-ting-tang!!” Berulang
kali ular
hijaunya menangkis bunga yang datang. Hebat sungguh
kekuatan ular hijau
itu, sanggup menangkis
luncuran
senjata bunga yang
dikirim dengan tenaga
dalam yang
hebat itu! Bola
api kembali datang
dari arah Ki
Demang
juga dari luar
sekarang meluncur pula
gulungan sinar
putih bagai dua
kitiran menerpa tubuhnya!
Iblis Ular
Hijau melengking nyaring
sambil meloncat tinggi
di
udara, lalu membalik berputar-putar di udara seperti roda
hijau menggelinding di
tengah udara pergi meninggalkan
tempat itu!
“Ting-ting……. darrrr-daarrrr!!”
Ternyata pukulan api
dari Ki Demang
yang luput
mengenai tubuh Iblis
Ular Hijau bertemu
dengan
sepasang sinar pedang dari
dara yang berpakaian merah
muda yang berputar
cepat dengan dilambari
tenaga
dalam tingkat tinggi!
Begitu mereka melihat
ke arah roda
hijau yang
berputar pergi, mereka semua tercengang! Ternyata Iblis
Ular Hijau telah
tidak nampak lagi.
Roda hijau itu
bagaikan asap saja terbang terbawa angin ke arah utara,
hilang dalam rimbunnya pepohonan!
“Turunlah ke sini,
bocah ayu! Aku ingin meminta maaf
karena bola apiku
telah menyerangmu!” Ki
Demang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Mardawa meminta dara berpakaian
merah muda itu
turun. Pemudi yang
berusia lima belasan
tahun itupun
lalu melayang turun
ke arah Ki
Demang dengan
ringannya, seakan awan yang terdorong pergi oleh angin
kencang!
Begitu dapat melihat
jelas, semua orang
memandang
kepada dara ini dengan kagum, pakaian merah muda itu
membuat kulit tubuhnya
yang kuning langsat
seakan
bercahaya.
Rambutnya yang hitam
panjang dikepang
dua diberi tali
pita sutera berwarna
merah tua. Apabila
kepalanya bergerak maka
kepang itu pun
seakan hidup
dan berpindah tempat.
Kadang kedua kepang
di depan
pundak terkadang hanya
satu saja yang
di depan
sedangkan
lainnya di belakang.
Sangat serasi sekali
dengan wajah yang
cantik dihiasi oleh
sepasang mata
bersinar tajam seperti
mata burung merak!
Cantik
menarik serta nampak
gagah dengan gagang
sepasang
pedang di punggung!
“Nini, maafkan paman
yang tadi tidak
tahu akan
kedatanganmu dan menggantikan
tempat si iblis,
membuat nini terancam oleh bola apiku.”
“Tidak mengapa, Paman.
Saya tahu paman
tidak
sengaja
menyerang saya.” jawabnya
halus. Tersenyum
manis sehingga nampaklah lesung pipit di pipi kirinya!
“Idiiiihh,
cantik jelita, pandai
silat dan masih
remaja
lagi. Adikku yang cantik ayu, aku bernama Marsini, puteri
Ki Demang.” Marsini mendekat lalu menggandeng tangan
dara itu dan menariknya.
“Ahh, mbakyu ini bisa saja! Kayak gini dikatakan cantik
jelita? Ngeledek nih yeee!”
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
“Benar nini, puteriku
tidak berkata bohong.
Kenyataannya
memang demikian!” Ki
Demang Mardawa
menimbrung.
“Tidak bocah ayu,
sebetulnya siapakah
engkau ini? Bagaimana
sampai engkau dapat
membantuku mengusir iblis itu dari tempat ini?”
Mereka berempat lalu
duduk di ruang
tengah.
Mendengar
pertanyaan Ki Demang,
dara jelita berbaju
merah muda itu tersenyum manis sekali lalu menjawab.
“Begini, Paman. Aku
adalah puteri tunggal
Raden
Harjorumekso,
ayah bundaku memanggilku
Mawarsari.
Dan kebetulan saja
aku dapat mengetahui
bahaya yang
mengancam di kademangan
ini, sebetulnya tujuanku
ke
mari adalah menyusul
ayah ibuku yang
pergi ke tempat
uwaku Raden Purwolumakso
yang baru ketimpa
musibah.”
“Jadi…… kau ini
anaknya Kakang Harjorumekso?
We
lha da lah….. lha kok sudah pangling aku? Kau anak kecil
yang suka nangis
kalau tidak dituruti
permintaanmu itu!
Heh-heh-heh-heh…..!”
Ki Demang terbelalak
dan
berdecak berkali-kali.
”Benar, Paman.”
“Toooobiiilllll…..
diajeng Mawarsari kiranya
ini? Betulbetul aku sudah tak mengenalmu lagi.” Marsini mencubit
lengan Mawarsari, gemas! Dia merasa dipermainkan oleh
dara ini, sebetulnya
hubungan mereka sangatlah
erat di
waktu mereka masih kanak-kanak.
“Aduuuuhhhhh! Ini Iho kangmas Jaka, mbakyu Marsini
nakal?”
Merekapun
tertawa hampir berbareng
melihat ulah
dara ini. Memang
anak ini sedari
kecil sudah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menunjukkan watak
yang jenaka dan
galaknya bukan
main. Merekapun lalu
melanjutkan silaturahmi, Ki
Demang lalu memanggil seorang penjaga untuk memberi
tahu bahwa Mawarsari
akan menginap di
rumahnya.
Penjagapun
berlalu, menuju rumah
Raden
Purwolumakso.
Memenuhi Raden Harjorumekso
menyampaikan pesan atasannya, Ki Demang Mardawa!
(OodwkzoO)
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bab 6
RUMAH MAKAN di
sebelah utara pasar
itu ramai
dikunjungi orang.
Kebanyakan pendekar yang memenuhi
tempat itu adalah
para pendekar yang memakai pakaian
serta menyandang senjata yang aneh-aneh. Nampak tiga
orang setengah tua
dengan mengenakan baju
berwarna
hijau tua duduk
di sudut, mereka bicara
berbisik-bisik. Di
dekat jendela yang menghadap ke jalan raya duduk pula
seorang pemuda yang berwajah
tampan seorang diri. Di
antara pemuda tampan
dan tiga orang
setengah tua
berpakaian warna hijau
itu, duduk dua
orang yang
bertampang keren dengan
badan tinggi besar.
Mereka
mengenakan rompi terbuat
dari kulit harimau
tutul,
membuat keduanya nampak angker sekali.
Masih banyak pula
pengunjung yang lain,
mereka
duduk
mengelilingi meja sambil
bercakap-cakap dengan
bermacam-macam
dialek. Perbincangan mereka
itu
kebanyakan hanya berkisar tentang munculnya Iblis Ular
Hijau yang gagal
mengganas di rumah
Ki Demang
Mardawa beberapa malam yang lalu!
“Memang iblis itu
sungguh piawai, anak
panah yang
menghujaninya hanya didiamkan saja dan serangan bola
api Ki Demang
yang jarang dapat
ditahan lawan itu
hanya dikibas pelan,
seakan semua serangan
itu
hanyalah
permainan kanak-kanak saja!”
kata seorang
laki-laki yang berkumis
seperti Raden Gatot
kaca yang
duduk di dekat si pemuda tampan berbaju putih.
“Tapi yang lebih
hebat lagi adalah
dara berpakaian
merah muda yang
begitu datang telah
membuat si Iblis
itu lari,” teman
bicaranya menimpali. “Kalau
saja dara
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
remaja itu tidak
datang! Entah apa
jadinya dengan
keluarga Ki Demang?”
“Menurut yang kudengar
anak itu dari
Padepokan
Teratai di lereng Gunung Merapi.”
“Benar kang. Dia
malah masih keponakan
dari Raden
Purwolumakso katanya.”
Pemuda baju putih
mendengarkan dengan penuh
perhatian, dia sudah
banyak mendengar tentang
keganasan yang dilakukan oleh Iblis Ular Hijau di sekitar
lereng Gunung Merapi.
Maka begitu dia
mendengar
pembicaraan
mengenai iblis itu,
perhatiannya ditujukan
untuk mengetahui lebih
banyak lagi data-data
tentang
iblis itu! Tiba-tiba
dari luar masuklah
lima orang
bertampang
keren. Begitu masuk
mereka lalu duduk
di
meja kosong dekat dengan jendela.
“Brakkkk….!!” Hampir berbareng golok itu dilemparkan
ke meja, membuat
semua pengunjung rumah
makan
menengok! Tapi lima orang itu tidak peduli dengan para
pengunjung yang
datang terlebih dahulu. Seakan tempat
itu tidak ada orangnya sama sekali!
“Pelayan….. cepat bawa ke sini lima ekor ayam bakar!”
teriaknya keras sekali. Tanpa sopan santun sama sekali.
“Jangan lupa tuaknya sekalian!” sambung temannya.
“Ha-ha-ha…… hayo cepat
tuanmu sedang kelaparan!”
Sambung pula yang lain.
Pelayan rumah makan
itu agaknya telah
mengenal
mereka berlima. Pesanan
cepat sekali terhidang
dan
seorang pelayan gemuk
membawa pesanannya berjalan
dari dapur rumah
makan, tergesa-gesa dia
melewati
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
meja-meja yang
penuh dengan pengunjung
itu. Begitu
pelayan
menghampiri dekat, ketika
melewati dua orang
berompi macan tutul,
kakinya terpeleset. Nampan
berisi
lima ekor ayam serta guci tuak melayang ke udara, isinya
tumpah menyiram kelima
orang itu. Isi
tuak menyiram
orang yang duduk di
kanan kiri meja dan dua ekor ayam
mengenai muka dua orang yang duduk dekat jendela!
Lima orang itu
menjadi marah sekali,
salah seorang
yang duduk paling
dekat dengan si
pelayan gendut
kakinya melayang ke belakang cepat sekali.
“Bleekkkkk!”
tanpa ampun lagi
perut yang besar
membusung ke depan
terkena tendangan dan
tubuh
gempal itu melayang ke belakang!
“Toolooongggggg……..!”
Sebuah tangan menyambar
ke udara dan
tubuh
pelayan gendut dapat
terhenti, tidak sampai
jatuh
menimpa meja. Tangan
itu memegang tubuh
yang
gendut seperti mengangkat
benda ringan saja,
menurunkannya di lantai.
Pelayan gendut gemetaran
saking takutnya ketika
tubuhnya melayang! Setelah
mengucapkan
terima kasih, pelayan
itupun masuk ke
dalam ruang belakang sambil berlari. Ternyata celananya
telah basah kuyub!
Dua orang yang bertampang keren itu bang kit berdiri
menghampiri kelima orang yang bersikap ugal-ugalan itu.
Salah seorang menegur dengan halus.
“Maaf, saudara. Kuminta
anda berlima dapat
bersikap
sopan di tempat
umum. Menghargai orang
lain yang
berada di sini!”
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kelima orang itu
berdiri, tangan kanannya
mengambil
golok di meja.
Orang yang tadi
menendang si pelayan
membentak. “Peduli
apa kalian dengan urusan kami, toh
kami tidak me rugikan kamu!”
“Jangan suka mencampuri
urusan orang, kalau
tidak
ingin kuhajar!” sambung yang lain.
“Buuusyeeeet….. baru
memakai rornpi macan
sudah
merasa jagoan! Apa
kalian tidak mengenal
kami
berlima?” orang ke tiga mengejek.
“Kamilah Lima Harimau
Magedang! Jagoan yang
tak
terkalahkan!”
“Maaf, maaf….. kiranya kami berhadapan dengan Lima
Kecoa Magedang!”
Mendengar
jawaban ini kelima
orang itu menjadi
matah bukan main.
Tanpa member! kesempatan
lagi
mereka lalu maju mengeroyok dua orang berompi macan
tutul itu! Lima
orang itu bersilat
dengan mengeluarkan
gereng an keras,
seakan mereka benar-benar
harimau
yang menjadi raja
rirnba. Akan tetapi
mereka kecele,
ternyata kedua orang
lawannya itu benar-benar
berkepandaian
tinggi, malah baru
saja beberapa jurus
saja mereka berlima telah mendapat hadiah pukulan dan
tendangan beberapa kali! Tanpa malu mereka rnencabut
golok lalu menyerang
kedua lawannya yang
masih
bertangan kosong!
Pertempuran ini membuat
ruangan itu menjadi
tidak
karuan, banyak meja
kursi rusak tertendang
atau
ditendang
minggir, untuk membuat
lapang arena
pertempuran!
Kelebatan lima batang
golok yang
mencecar lawan bagai
kan hujan deras
yang turun dari
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
langit. Anehnya kedua
pendekar berompi macan tetap
tidak rnencabut senjata
mereka, hanya bergerak
cepat
mengelak lalu balas
menyerang tak kalah berbahayanya!
Perkelahian itu menjadi
bertambah seru dan
matimatian!
“Ulaarr
hijaaauuuuu! Iblis ular
hijauuuu……dia……
dia…… iblis itu…..
kepungggg! Jangan biarkan
lolosssss…..!”
Tiba-tiba
terdengar teriakan dari
luar rumah makan
itu. Ketika mereka
semua menengok, melihat
pemuda
berpakaian putih memasukkan
ular hijau ke
dalam saku
baju! Otomatis perkelahian
itu berhenti dan
mereka
semua lalu mengepung
tempat di mana
pemuda itu
berdiri! Ada pula
yang mencegat di
luar rumah makan.
Keadaan menjadi kacau
dalam sekejap mata
semua
orang telah mencabut senjata masing-masing. Mengingat
betapa pandainya Iblis Ular Hijau!
“Saya….. saya bukan
iblis….. ini salah
paham……
kalian telah salah
mengenali orang!” si
pemuda kaget
dan berkata gagap.
”Buuunuuuhhhh…..! Seraanggg!! Keroyokkk!”
Entah siapa yang
beteriak ini, tahu-tahu
berkelebatan
banyak senjata menghujani
tubuh si pemuda. Si Pemuda
pun lalu memainkan
tongkat pendeknya untuk menahan
hujan senjata, tubuhnya
bergerak dengan lincahnya
di
antara kelebatan bermacam
senjata. Begitu tangan yang
memegang tongkat balas
menyerang, dalam sekali
serang saja tiga
orang telah terkena
totokan ujung
tongkat.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
“Cegah dia keluar
ruangan ini! Perketat
pengepungan!”
Sambil mengelak cepat,
Suryo si pemuda
baju putih
itu berusaha untuk
menyadarkan para pengeroyoknya,
bahwa dia bukanlah Iblis Ular Hijau yang seperti mereka
tuduhkan!
Tongkatnya
bergerak menangkisi senjata
yang
meluruk turun ke
arah tubuhnya, begitu
ter-tangkis
banyak senjata berpentalan
terlepas dari tangan
pemiliknya! Para pengepung
ber-tambah banyak,
berdatangan dari seluruh
penjuru desa. Suryo
pun
semakin repot menang-gulangi pengeroyokan ini, ia tidak
ingin melukai seorang
pun lawannya. Ia
tahu bahwa
mereka ini telah
salah paham, mengira
dirinya durjana
yang mengganas di sini!
“Tahannnn senjataaaa!! Munnduuuurrrrrr….!”
Di depan pintu
rumah makan itu
telah berdiri tiga
orang teruna yang
gagah dan cantik
jelita. Para
pengepung
mendengar teriakan berwibawa
itu berhenti
menyerang,
mereka menengok ke
arah pintu. Begitu
melihat siapa yang
datang, mereka lalu
mundur untuk
memberi tempat ketiga teruna itu.
Suryo pun berdiri
tenang, sepasang matanya
mengawasi tajam, seluruh
indranya siap sedia
menghadapi segala bahaya! Dia memandang orang yang
baru datang, terpesona
melihat kejelitaan dara
yang
berdiri di tengah.
Pakaian merah muda
yang ketat
membungkus tubuh itu
menonjolkan keelokan
pemiliknya.
Sedang di kiri
si dara berdiri
pula pemuda
tinggi tegap dengan
mata yang agak
kemerahan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sedangkan di
kanannya berdiri pula
pemuda tampan
dengan sepasang mata yang penuh misteri!
“Benarkah kau memiliki ular hijau!” tanya dara itu.
Suryo tersenyum, merasa geli melihat dara itu ber-aku
kau dengannya. Seperti
sedang menghadapi sahabat
lama saja. “Benar, nona manis!”
“Setann! Kalau begitu
kau tentulah iblis
itu. Sungguh
berani kau datang di siang hari!”
“Bukan, bukan…… aku bukan iblis…. aku….aku……”
Belum habis bicaranya Suryo menundukkan kepalanya
menghindari
sambitan bunga merah
yang melesat bagai
kilat cepatnya itu.
Lalu melangkah ke
kiri menghindari
tendangan
terbang, tangan kanan
menangkis babatan
tangan ke arah leher!
“Siuuutttt-wuuusssss-plaakkkkkkk!!”
Ketiga lawannya kaget
melihat pemuda baju
putih itu
dapat
menghindari serangan mereka
dengan amat
mudahnya, seakan gerakan mereka itu bagaikan gerakan
anak kecil saja!
Mereka sekarang berlaku
lebih hati-hati
serta menyerang lebih
teratur dan terarah.
Suryo pun
lalu berusaha untuk menahan dengan menggunakan ilmu
silat Mliwis Putih
yang sudah mencapai
tingkat tinggi
sekali. Geraknya perlahan
saja dalam menghindari
serbuan serangan bertubi-tubi
itu. Berputaran dan
melangkah ke kanan kiri,
semua pukulan dan tendangan
yang menggebu datang
dapat dielak kan
dengan
mudahnya, seakan tidak
mengeluar kan tenaga
sama
sekali! Suryo sama
sekali tidak menghendaki
adanya
pertempuran itu. Ia ingin
membuat mereka sadar bahwa
mereka telah salah
menduga, bahwa dirinya
bukanlah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Iblis Ular Hijau seperti yang mereka kira! Hanya
kadangkadang saja dia membalas dengan satu dua kali pukulan
untuk mengurangi cecaran
kaki tangan yang
datang
melanda, bukan sembarangan
tenaga yang tersalur
di
dalam serangan lawannya.
Apabila ada pukulan
yang
telak mampir di
tubuh, mungkin akan
membuat dia
terjatuh dan menjadi
sasaran hujan senjata!
Sedang
seru-seru
pertempuran itu, dua
ekor kuda berhenti
di
depan rumah makan,
kedua penunggangnya turun
melangkah
memasuki ruangan. Salah
seorang ketika
melihat ke arah
pertempuran kaget karena
dia seperti
mengenal anak muda berpakaian serba putih itu. Diapun
lalu berbisik kepada
Ki Demang Mardawa,
menceritakan
siapa adanya si
pemuda. Ki Demang
Mardawa kaget,
sepasang matanya terbelalak
memandang lalu iapun
membentak keras.
“Tahann!! Nini Mawarsari,
mundurlah. Kedua Sarpo
tahan dirimu, mundurlah dulu!!”
Ketiganya lalu meloncat mundur setelah melihat siapa
yang menyuruh mereka
untuk menahan diri,
menghentikan
pertempuran. Suryo pun
merasa lega
melihat siapa yang
datang. Dia mengenal
Raden
Harjorumekso
yang pernah ditolongnya
di tengah hutan
itu.
“Maafkan anakku yang
tidak mengenalmu, nak Suryo.
Apakah yang telah
terjadi di sini
sehingga kalian
berkelahi?”
Raden Harjorumekso bertanya
sambil
melangkah maju mendekati Suryo Lelono.
“Tidak ada apa-apa, paman. Terjadi kesalah pahaman
di sini, saya
dikira iblis yang
membuat bencana akhir-
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
akhir ini!” Sambil
tersenyum manis Suryo
membalas
permintaan maaf itu.
“Mawarsari,
ceritakan apa yang terjadi!
Kenapa kalian
sampai mengeroyok anak muda ini?”
“Kami bertiga datang
di sini telah
terjadi
pertempuran.,
menurut apa yang
kami dengar pemuda
itu adalah Iblis
Ular Hijau, maka
kami lalu
menyerangnya.”
Mawarsari menceritakan apa
yang
terjadi
sampai-sampai dia berkelahi
mengeroyok si
pemuda. Dia tidak
mau kalau sampai
disalahkan oleh
ayahnya karena telah membuat ribut lebih dahulu.
Maka
sebelum pemuda baju
putih yang telah
dikenal ayahnya
bercerita, ia mendahului.
Suryo Lelono yang
mendengarkan
hanya tersenyum saja,
maklum akan
maksud gadis ini!
“Benarkah demikian, nak Suryo? Aku minta maaf kalau
anakku telah berbuat
salah kepada mu.”
Raden
Harjorumekso berkata,
lalu dia mengenalkan
si pemuda
kepada semua orang
yang berada di
tempat itu.
“Ketahuilah,
anak muda ini
adalah seorang pendekar
yang namanya baru-baru
ini melejit setelah
kejadian di
Wonowoso! Dia bukan
lain adalah Suryo
Lelono yang
telah menumpas Iblis
Elang Hitam!” Mendengar
ini
kagetlah semua orang
yang berada di
situ. Sungguh
tidak disangka bahwa
orang yang telah
mengalahkan
Iblis Elang Hitam masih seorang pemuda remaja! Mereka
memandang takjub si pemuda yang berdiri menundukkan
muka sambil tersenyum kemalu-maluan!
“Marilah mampir ke
tempatku, nak Suryo.
Aku ingin
mohon
pertolonganmu menghadapi musibah
yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menimpa kakak kandungku.”
Ajak Raden Harjorumekso.
“Mungkin nak Suryo dapat memberi jalan keluarnya.”
Mereka lalu bersama-sama
meninggalkan tempat itu.
Ki Demang Mardawa
menemui si pemilik
rumah makan
untuk mengganti kerugian
yang terjadi akibat
perkelahian itu. Semua pendekar yang berada di tempat
itupun lalu membayar
makan minum mereka dan
pergi!
Tidak berapa lama
kemudian tempat itu
telah menjadi
sunyi, yang ada
hanya para pelayan
yang membetulkan
meja kursi, mengatur
sebagaimana mestinya. Menyapu
ruangan yang kotor
oleh tumpahan makanan
dan
minuman!
(OodwkzoO)
“Tolong ambilkan garam secukupnya!” Suryo meminta
garam untuk mengobati
Raden Purwolumakso. Dia
melihat keadaan yang
sangat menyedihkan sekali
dari
kedua orang tua itu. Suryo Lelono lalu duduk bersamadhi
di dalam kamar,
tidak berapa lama
kemudian dia
mendapat
penglihatan! Penyakit yang
diakibatkan oleh
ulah si Iblis
Ular Hijau dapat
dimusnahkan atau
ditawarkan dengan GARAM! Begitu membuka mata Suryo
minta disediakan garam.
Dengan air yang
dicampur garam, Suryo
Lelono
memercik-mercikkan
air itu ke
tubuh Raden
Purwolumakso
suami isteri, dan
dengan bantuan
Mawarsari
meminumkan sebagian air
garam kepada
suami isteri itu.
Sebelumnya Suryo telah
menotok dulu
kedua orang itu
sehingga menjadi lemas
dan dengan
mudah dia dapat melakukan pengobatan untuk mengusir
pengaruh dari ulah Iblis Ular Hijau.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
“Apa yang
terjadi? Di mana
anakku Astuti? mana
Eyang Dukun Sutokriyip
yang menyembuhkan anakku?”
Begitu membuka mata
Raden Purwolumakso bertanya.
Lalu melihat ke
sekeliling ruangan! Ia
melihat dengan
heran ke arah adiknya Raden Harjorumekso dan isterinya
serta anaknya perempuan
duduk mengelilingi tempat
tidurnya. Ketika dia
menengok ke samping,
melihat pula
mantunya Sarpojati
dan kakaknya si Sarpowulung berdiri
di situ pula! Dia
semakin bingung, memandang ke kanan
kiri minta penjelasan!
“Tenang kangmas, tenangkan diri kangmas lebih dulu.
Ingat-ingatlah
dulu apa yang
sebe-tulnya terjadi dan
menimpa anakmu Astuti!”
Raden Harjorumekso
menenangkan
kakaknya, mendekat untuk
duduk di
pembaringan.
Mendengar ini Raden
Purwolumakso memejamkan
kedua matanya. Terbayang
kembali peristiwa yang
menimpa
keluarganya! Ingatiah dia
ketika mohon
pertolongan
Eyang Dukun Sutokriyip
untuk mengobati
anaknya yang menderita penyakit aneh dan dia bersama
isterinya melihat kejadian menyeramkan terjadi di
kamar
puterinya itu. Saking
takutnya bersama isterinya
dia
saling peluk tidak
sadarkan diri, pingsan!
Kenapa
sekarang adiknya suami
isteri serta puterinya
berada di
sini. Pula kenapa
anak mantunya si
Sarpojati dan
kakaknya Sarpowulung juga berada di sini?
“Raksasa hijau dengan
berkalung ular….hiiii…..!”
Sambil membuka mata
dia berteriak lalu
berusaha
bangun sambil melihat
jendela dan ke
seluruh ruangan.
Ketika itu masuklah
seorang pemuda yang
tampan dari
pintu, langsung menuju
ke pembaringan. Dengan
pelan
Suryo lalu
memegang nadi tangan
Raden Purwolumakso
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lalu memandang matanya.
Tatapan-nya yang lembut
menenangkannya
tidak berapa lama
kemudian Raden
Purwolumakso tertidur kembali.
”Untuk sementara dia
jangan terganggu emosinya,
nanti setelah agak
tenang barulah diajak
bicara serta
menjelaskan apa yang telah terjadi.”
Merekapun lalu meninggalkan
kamar itu menuju
ke
depan. Beberapa hari
kemudian nampak Raden
Purwolumakso
suami isteri telah
sembuh kembali. Sinar
wajahnya nampak terang
berseri, menerima cobaan
dengan pasrah, sabar,
serta mengambii hikmah
dari
peristiwa itu! Ternyata
GARAM yang diberikan
untuk
mengobati penyakitnya sungguh manjur sekali. Air garam
itu telah mengusir
semua penyakit akibat
dari kematian
serta
penglihatan yang mengerikan
di kamar anaknya
yang telah membuat kacau akal budinya dan pikirannya!
Pagi itu di ruang depan rumah terlihat beberapa orang
yang duduk mengelilingi
meja besar. Membicarakan
semua peristiwa dengan
asyiknya! Nampak keluarga
Raden Harjorumekso beserta anaknya, kedua suami isteri
pemilik rumah dan
Sarpojati. Juga pemuda
berpakaian
putih yang bernama
Suryo Lelono, tapi
tidak kelihatan
Sarpowulung
berada di situ.
Sarpowulung telah pergi
untuk memberi tahu
ayah mereka akan
keadaan yang
telah
dilihatnya, memohon bantuan
ayahnya untuk
mencari Iblis Ular Hijau yang mengacau di lereng Merapi
dan sekitarnya!
“Kita harus mencari iblis itu sampai dapat!” Mawarsari
berkata. “Aku harus
membalaskan sakit hati
guru dan
kakak seperguruanku di Padepokan Teratai yang dianiaya
secara keji!”
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
“Akupun akan mencari
dia sampai dapat!
Akan
kuhancurkan
tubuhnya mengingat apa
yang telah
dilakukannya
terhadap diajeng Astuti.”
Sarpojati juga
berjanji di depan mertuanya.
“Sebagai
pendekar sudah semestinya
kalau kita
menentang Iblis Ular Hijau. Perbuatan yang dilakukannya
tidak sesuai dengan kebenaran, akan tetapi harap andika
sadar. Tidak baik
nafsu dendam mempengaruhi
pikiran
kita, oleh karena
dendam dan kebencian
akan membuat
tindakan kita tidak
murni lagi, hanya
menuruti nafsu
kebencian
semata!” Suryo Lelono
mengingatkan kedua
teruna itu karena
ingin membalas dendam
didasari oleh
kebencian. Ia lalu
berkata lagi untuk
tidak menimbulkan
salah mengerti. Suryo
menerangkan maksudnya tentang
tidak baiknya membalas
dendam penuh kebencian
sebagai dasarnya!
“Benar sekali
kata-kata nak Suryo dalam hal ini. Maka
kalian berdua harus
dapat mencontohnya!” Raden
Purwolumakso
ikut membenarkan pendapat
anak muda
itu. Adiknya juga
mengangguk-angguk setuju. Baru
saja
pembicaraan itu akan
diteruskan, dari luar
masuklah
seorang pemuda dengan
tubuh penuh luka,
darah yang
sudah kering membasahi
bajunya. Meloncat turun
dari
kuda dengan terhuyung
maju mendekati pendapa.
Mereka memandang terheran-heran, siapakah
gerangan
anak muda itu?
Akan tetapi Sarpojati
meloncat cepat
untuk mencegah orang
itu jatuh, memapahnya
ke
pendapa dan berkata.
“Kirtam, apa yang
terjadi denganmu? Mengapa
kau
sampai mendapat luka begini gawat!”
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
“Anuuu…..anu…..! Ayahmu….. ayahmu tewas dibunuh
oleh Iblis Ular
Hijau! Semua kawan
yang mencoba
melawan
kebanyakan terbasmi dengan
mengerikan……!
Aku…. aku berusaha meloloskan diri untuk memberi tahu
….. mu… ahhhh!”
Kepala Kirtam tersentak
karena
nyawanya telah melayang
pergi. Kirtam mati
dengan
mata terbelalak menahan
sakit. Ketika diperiksa
dengan
teliti, ternyata di
punggung Kirtam terdapat
tulisan yang
mengeluarkan
darah dari luka
itu. Surat berdarah
itu
agaknya ditujukan kepada mereka.
Dewi Bulan penuh
sinarnya Lima belas
itu tanggalnya
Mengundang semua memuja
Dewa Hijau raja
dunia!
Candi Ular di
lereng Merapi Akan
menjadi saksi
Datanglah ! Aku menanti !
Benar! Agaknya surat
itu ditujukan kepada
mereka!
Dengan wajah kemerahan
menahan amarah, Sarpojati
mencabut
kerisnya diacung-kan ke
atas lalu berteriak
lantang !
“Tunggulah jahanam!
Datang masanya kau
menerima
pembalasanku!”
Tubuhnya
berkelebat cepat! Akan
tetapi tiba-tiba
bayangan putih telah mendahuluinya dan menghadang di
depannya.
Ternyata Suryo telah
bergerak cepat untuk
mencegah
kepergian Sarpojati lalu
menyabarkannya.
Mereka berdua kembali,
semua orang lalu
berembuk
untuk menghadapi undangan Iblis Ular Hijau itu!
(OodwkzoO)
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bab 7
TELAH berhari-hari kedua teruna itu berjalan bersama.
Salah seorang adalah
dara cantik jelita
berkulit kuning
langsat dengan rambut
dikepang dua, mengenakan
pakaian ringkas berwarna
merah muda. Pakaian
ketat
yang semakin membuatnya
nampak makin menarik
karena
cantiknya! Di sampingnya
berjalan seorang
pemuda berpakaian putih
sambil memutar-mutar tongkat
pendek berbau harum
cendana. Senyum manis
tidak
pernah
meninggalkan wajah si
pemuda! Siapakah kedua
pasangan ini? Mereka
bukan lain adalah Mawarsari serta
si jago kita
Suryo Lelono. Berjalan
bersama memenuhi
undangan Iblis Ular
Hijau. Sedangkan Sarpojati
pergi
sendiri untuk meminta bantuan dari para pendekar yang
menjadi kenalan ayah dan dirinya. Mereka berjanji untuk
bertemu dengan rombongan
pendekar undangan
Sarpojati di Bukit Ular, di mana terdapat candi ular! Siang
itu mereka berdua
memasuki sebuah desa.
Mereka tadi
heran sekali melihat
pemandangan di ladang
serta
persawahan yang berada
di luar desa
itu. Kenapa hari
masih pagi, akan tetapi
tidak nampak seorangpun petani
yang mengerjakan sawah
ladangnya, malah perempuan
tani juga tidak
satupun kelihatan pergi
ke sawah.
Keadaan pertanian itu
ditinggalkan begitu saja,
terbengkelai tidak karuan.
Begitu kedua pasangan
ini memasuki dusun,
mereka
disambut oleh
penglihatan yang mengerikan!
Tiga sosok
tubuh berpakaian pendeta
tergantung di samping
bangunan besar di dekat pintu gerbang masuk! Di bawah
tubuh tergantung itu
nampak lima orang
lelaki sedang
asyik bermain dadu!
Mereka melanjutkan perjalanan,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
akan tetapi wajah
kedua muda mudi
ini menjadi
kemerahan. Apa yang mereka saksikan?
Di depan emper
rumah di sebuah
toko kelontong,
nampak dua pasang
muda tua sedang
asyik
bersanggama!
Tidak peduli melihat
pemuda pemudi itu
melihatnya,
mereka tetap melanjutkan
adegan mereka
sendiri yang sangat
tidak bersusila! Semakin
jauh kedua
teruna ini memasuki
dusun semakin marahlah
hati
mereka. Seluruh penduduk
besar kecil, tua
muda, laki
perempuan,
sungguh sudah tidak
bermoral lagi!
Perbuatan mesum, kemaksiatan telah melanda dusun itu
tanpa ada yang melarang atau mencegahnya!
“Ini dusun apa? Kenapa semua orang tidak bermoral?”
Mawarsari bertanya.
“Entahlah! Aku sendiri
tidak habis pikir,
kenapa ada
sebuah dusun yang
tidak bermoral sama
sekali.
Penduduknya
agaknya sudah tidak
mengenal lagi itu
kesopanan dan kebajikan
yang diajarkan oleh
pemuka
agama! Semua perbuatan
maksiat dilakukan warga
di
sini, tanpa tedeng aling-aling lagi. Hemmm….. betul-betul
sudah mau kiamat
agaknya dunia ini!”
Suryo menjawab
sambil geleng-geleng kepala.
“Bagaimana para kepala
desa tidak turun
tangan
melarang?”
“Entah siapa yang
telah menggantung ketiga
pendeta
itu? Mengapa pula
ketiganya digantung?” Suryo
sendiri
berkata dengan penuh
keheranan. “Mari kita
masuk
warung makan itu
untuk melepaskan lelah
dan mencari
keterangan!” ajaknya kepada Mawarsari.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tanpa menjawab
Mawarsari mengikuti Suryo
menuju
ke rumah makan di tepi jalan! Begitu memasuki ruangan,
kedua pasang mata
teruna ini terbelalak
dan mukanya
menjadi merah padam! Tampak di sudut ruangan itu dua
perempuan saling bergelut
tanpa busana sama
sekali!
Keduanya bergelut sambil mengeluarkan rintihan-rintihan
yang
membangunkan bulu roma
saking tegangnya! Kaki
yang sudah mau
melangkah terpaksa ditarik
kembali.
Tanpa berkata lagi
Mawarsari lalu melesat
pergi dengan
cepat menuju ke luar dusun
itu. Suryo Lelono mengikuti
dari belakang dengan
rnuka masih merah
sekali. Marah
dan malu bercampur aduk menjadi satu!
“Tunggu….!
Diajeng Mawarsari, tunggu…..
aku ingin
bicara!” Suryo berteriak
untuk menahan larinya
Mawarsari yang seperti kesetanan melihat kejadian tadi.
Mawarsari
berhenti di bawah
pohon besar yang
rindang daunnya. Menjatuhkan
diri di tanah,
mengusap
dua butir air
mata. Melihat pemandangan
di ruang
makan itu ia
tidak kuasa lagi
untuk menahan
kesedihannya!
Ternyata apa yang
diperbuat kaumnya
sungguh aneh sekali
bagi dirinya yang
masih begitu
muda itu! Bagaimana
hal seperti itu
dapat terjadi? Apa
penyebabnya? Kenapa? Semua ini memenuhi pikirannya,
membuatnya
terdiam dengan tertunduk,
air mata
mengalir turun tanpa dapat dicegahnya lagi!
“Diajeng, lebih baik
kalau malam nanti kita melakukan
penyelidikan
terhadap dusun itu!
Aku melihat hal
yang
tidak
sewajarnya? Dusun itu
agaknya dicengkeram oleh
sesuatu!” Begitu dekat
Suryo Lelono berkata
untuk
menyadarkan
Mawarsari dari keadaan
tidak enak yang
dilihatnya.
Mengalihkan perhatian Mawarsari
serta
memberi tahu akan ketidakwajaran dusun itu!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Mawarsari tersentak! Benar kata Suryo, pikirnya! Pasti
ada sesuatu di sini yang perlu mereka singkap! Entah apa
dia tidak tahu?
Diapun mengangkat mukanya,
pandang
matanya menyelidik ke arah wajah tampan Suryo. Begitu
dua pasang mata itu beradu pandang, ia merasa terharu.
Dia melihat pandang mata Suryo yang lembut itu penuh
pengertian tanpa maksud tertentu.
“Benar katamu, Suryo.
Aku ingin segera
menyingkap
apa sebetulnya yang
terjadi di desa
itu? Siapa biang
keladi perbuatan durhaka
tidak mengenal ajaran
agama
itu!” Mawarsari berkata.
“Ajaran agama yang
diturunkan
Dia yang telah
menciptakan langit bumi
beserta isinya
ini! Ajaran yang
akan menuntun manusia ke jalan
benar
yang diridhoiNya yang
akan membawa manusia
kepada
hidup kekal di sorga!”
“Kita menanti sampai
malam, baru kita
menyelidiki
siapa sebetulnya yang
menjadi dalang dari
semua
perbuatan maksiat di dusun itu!”
“Ingin aku melumatkan kepala setan itu!”
“Aduuhhhh,
galaknya…… kalau sudah
marah kau
bertambah
cantik, Sari.” Suryo
berkata karena tidak
tahan melihat kecantikan
dara ini kalau
sedang marah.
Entah matanya, bibirnya
yang tipis kemerahan
itu yang
bergetar menarik, atau
hidungnya yang kembang
kempis!
“Gilaa……! Apakah kau sudah gila, Suryo?”
“Tidak! Aku seratus
prosen sehat dan
waras, Sari.
Hanya….. itu lho…. itu……!”
“Ahhh,
sudahlah!!” Mawarsari memotong
perkataan
Suryo yang belum
selesai. Lalu pergi
ke hutan untuk
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mencari makan siang
dan mencari air.
Sambil tertawa
kecil Suryo Lelono
berjalan mengikuti, lalu
mencari
tempat untuk melewatkan
siang, menanti malam
untuk
menyelidiki
rahasia di dusun itu!
Malam itu bulan
timbul
hanya sepotong, sinarnya
yang lembut mengurangi
gelapnya malam. Membuat
keadaan desa kelihatan
nyata! Dua sosok
tubuh berkelebat cepat
menuju ke
desa, menyelinap di
balik kegelapan mendekati
tempat
yang terang di
tengah balai desa
itu, di mana
telah
dipasang banyak obor
sehingga menjadi terang
benderang bagaikan
siang hari layaknya! Tua muda, laki
perempuan serta anak-anakpun
tidak ketinggalan duduk
memenuhi halaman balai desa itu!
Suryo Lelono dan
Mawarsari menujukan pandang
matanya ke arah pintu yang tertutup tirai halus berwarna
kehijauan. Tidak berapa
lama kemudian tirai
itu
tersingkap,
keluarlah tiga orang
pendeta berpakaian
hijau menuju ke
tengah lapangan dengan diiringkan dua
orang tinggi besar mengusung gentong besar!
“Warga dusun yang
kucintai, kalian telah
menikmati
adanya sorga dunia
di dalam bimbingan
Raja Hijau!
Kalian akan lebih
banyak lagi menikmatinya
kalau yang
dipertuan telah menjadi raja!” Salah seorang pendeta itu
berkata.
“Hidup Dewa Hijau
yang telah banyak
mem beri kita
kenikmatan
sorgawi.” Seorang berbadan
tinggi besar
dengan muka bertotol-totol hitam
bekas penyakit cacar
berteriak! Dia adalah
kepala dusun yang
sekarang telah
berubah menjadi pengikut
Dewa Hijau yaitu
Iblis Ular
Hijau yang menyebut dirinya sendiri menjadi Dewa Hijau.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Penduduk desa
besar kecil, tua
muda dan laki-laki
perempuan,
bersorak menyambut. Mereka
tertawa-tawa
lepas tidak beraturan
dan tidak peduli
ada anak-anak
mereka di situ.
Mereka lalu menanggalkan
semua
pakaian di tubuh
mereka. Melihat ini ketiga pendeta baju
hijau mengangkat tangannya
ke atas. Para
warga lalu
membungkuk
hormat sampai tangan
menyentuh tanah.
Diam tak bergerak! Salah seorang dari mereka berkata.
“Inilah air suci
pemberian dewa kita,
semua yang
meminumnya akan selalu
dapat menikmati sorga
pemberian Dewa Hijau!”
“Kau alihkan perhatian
ketiga pendeta itu.
Aku akan
berusaha untuk memasukkan
GARAM ini ke
dalam
gentong besar berisi
air dari iblis
itu!” Suryo Lelono
berbisik pelan kepada
Mawarsari yang mengawasi
keadaan depan balai desa itu.
“Baik! Aku akan
bergerak dulu!” Tanpa
menanti
jawaban
Mawarsari melayang ke
tengah kumpulan
manusia
telanjang itu. Begitu
kakinya bergerak telah
membuat seorang pendeta
terjungkal, karena dadanya
telah
tertendang! Dua pendeta
yang lain menjadi
kaget
sekali!
“Setan! Siapa kau berani mengacau di sini!”
Ketiganya
mengawasi dengan penuh
perhatian dara
muda berpakaian merah
muda yang berdiri
di depan
mereka. Ternyata setelah
bangun dari tertendang
tadi
pendeta baju hijau
itu lalu mendekati
dua orang
rekannya. Tak lama
kemudian dia mengenal
dara itu
yang bukan lain
Mawarsari murid Ki
Sapta Aji paman
guru Nyi Resmi Suci!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
“Kiranya kau dara liar!
Kau ingin menyusul gurumu ke
neraka? Mari kuantar!”
Ketiga pendeta itu mengeluarkan
senjata ular hijau dari saku bajunya dan maju menyerang
dengan bentuk segitiga!
“Ha-ha-ha….
ketiga pendeta murtad
yang haus
kematian! Aku mendapat pesanan dari Hyang Yamadipati
untuk mencabut nyawamu!”
Mawarsari berkata sambil
mencabut sepasang pedangnya, mengelak dari sambaran
seekor ular di
tangan pendeta termuda.
Membabatkan
pedangnya ke arah
dua ular hijau
lainnya! Lalu balas
menyerang dengan hebatnya
kepada tiga orang
itu,
dielakkan dan ditangkis
oleh lawannya. Perkelahianpun
terjadi di tempat itu dengan serunya! Mawarsari memang
menjadi murid Nyi
Resmi Suci. Akan
tetapi ketika baru
dua tahun menjadi
murid di situ,
tiba-tiba datanglah
paman guru Nyi
Resmi Suci ke
Padepokan Teratai!
Melihat
kelincahan dan bakat
anak itu, hatinya
tertarik.
Mawarsari pun lalu
dibawanya ke pertapaannya!
Digembleng dengan ilmu-ilmu yang tinggi dari perguruan
yang menjadi aliran
dari Padepokan Teratai!
Ingat akan
maksud Suryo Lelono
maka Mawarsari lalu
meloncat ke
atas genteng sambil
mengejek ketiga lawannya!
Tiga
pendeta berbaju hijau
mengejar ke manapun
Mawarsari
pergi, berusaha untuk
membunuh dara itu.
Agar
peristiwa di dusun
itu jangan sampai
tersiar sebelum
rajanya dapat berkuasa!
Suryo Lelono yang
melihat Mawarsari telah
berhasil
memancing ketiga orang
pendeta itu menjauhi
balai
desa, muncul keluar
dengan cepatnya tahu-tahu
telah
berada di dekat
gentong. Kedua orang
tinggi besar di
kanan kiri gentong
dengan sekali serang
telah tertotok
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tidak berdaya, tubuhnya
lemas, menggeletak di
dekat
gentong!
Tanpa membuang waktu
Suryo lalu memasukkan
GARAM ke dalam
gentong dan mengaduknya.
Isi
gentong yang telah
tercampur dengan garam
itu
ditinggalkannya!
Dengan sekali lompat
saja tubuhnya
telah menghilang di atas genteng rumah!
Orang-orang yang ditinggalkan tiga pendeta itu berdiri
dari sembahnya tadi.
Lalu berurutan mereka
meminum
air gentong yang
telah tercampur garam!
Semuanya
tidak terkecuali, dari yang tua sampai ke anak-anak kecil!
Tidak berapa lama
kemudian terjadilah keanehan
di
tempat itu! Semua
yang minum air
gentong menjadi
pingsan! Akan tetapi
tak lama kemudian mereka tersadar
dan menjerit kaget
melihat keadaan diri
mereka juga
semua penduduk yang
berada di situ!
Telanjang tanpa
satu benangpun yang
ada di tubuh
mereka, bersicepat
mereka mengenakan pakaian dan menanti di situ dengan
penuh tanda tanya?
Apa yang akan
terjadi kemudian?
Akan tetapi sekarang
wajah mereka sudah
tidak
berwarna
kehijauan. Dan mereka
telah mengenal malu
kembali! Ini menandakan
bahwa mereka telah
sembuh
dari pengaruh yang
ditimbulkan oleh racun
air yang
berada di gentong
yang diberikan tiga pendeta berjubah
hijau itu! Dapat membedakan mana baik dan mana yang
buruk!
Mawarsari yang memancing
ketiga pendeta berjubah
hijau ketika sampai
di ujung desa
segera berhenti,
menanti mereka bertiga.
Melihat anak dara
itu menanti
dengan tenangnya di
tepi dusun dekat
hutan, begitu
datang ketiganya lalu menyerang dengan senjata ularnya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kembali! Dan
terjadilah pertempuran di
tepi hutan itu
dengan serunya.
Pada suatu kesempatan
yang baik Mawarsari
menggerakkan
pedangnya dengan kecepatan
bagaikan
kilat menabas ketiga kepala
ular! Dua kepala
tertabas
pedang kanan dan
yang seekor oleh
pedang di tangan
kirinya! Mawarsari
mengejek melihat senjata lawan
tidak
berguna lagi.
“Nah, sekarang kepala ularmu yang tertabas. Sebentar
lagi kepalamu yang
penuh dengan kotoran
itu akan
menggelinding di tanah!”
“Jangan
bergirang dulu, iblis
nakal. Kau tidak
tahu
sedang
berhadapan dengan siapa?
Kami bertiga adalah
Tiga Penegak Hukum dari tuanku Raja Hijau!” kata salah
seorang yang tertua.
Ketika di desa
Kandangan mereka juga
ada di sudut
ruang makan itu. Akan tetapi ketika terjadi pengeroyokan
terhadap pemuda baju putih yang membawa tongkat dan
ular hijau, mereka hanya berdiri menonton saja! Agaknya
mereka menduga bahwa anak muda itu juga segolongan
dengan mereka, apalagi
pemuda itu dapat
mengatasi
keadaan dan tidak
berada dalam bahaya
mereka tidak
mau mencampuri! Ketiganya
lalu membuang ular
tanpa
kepala dari tangan.
Lalu sambil berkomat-kamit sebentar
kemudian mendorongkan kedua tangan ke depan dan……
keluarlah sinar hijau
dari telapak tangan
mereka.
Meluncur cepat ke
arah Mawarsari berdiri.
Melihat ini
dengan cepat kakinya
mengenjot tanah, dalam
sekejab
tubuhnya telah melayang
ke samping. Ketika
sinar yang
tidak mengenai tubuh Mawarsari itu masih meluncur dan
mengenai pohon besar, sungguh hebat akibatnya!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
“Krakkkkk!!
Bummm!” Dengan mengeluarkan
suara
gemuruh pohon besar itupun tumbang!
Mawarsari
menarik napas panjang
melihat ini, untung
ia cepat mengelak.
Melihat hasil sinar
hijau itu sungguh
hebat, ia harus
berlaku hati-hati untuk
mengelak atau
menghindarinya!
Ketika melihat serangan
pertama dapat dielakkan
dengan mudah oleh
lawan. Ketiga pendeta
itu lalu
menyerang
berulang-ulang dengan dorongan
tangan
yang mengandung sinar
hijau. Mawarsari mengelak
dengan
lincahnya, menyelinap di
balik pohon mengajak
bermain
kucing-kucingan terhadap lawannya!
Tanpa
dapat dicegah lagi
cabang-cabang pohon terputus
berhamburan jatuh terlanda sinar hijau!
“Terimalah
balasanku, pendeta keparat!”
Bentak
Mawarsari dan dari
tangannya meluncur bunga
merah
berhamburan ke arah
tiga pendeta berjubah
hijau.
Akibatnya
sungguh hebat! Ternyata
ketiganya telah
terkena senjata boor
bunga mawar di
tengah dahi
masing-masing.
Membuat pendeta-pendeta itu
menemukan ajalnya!
Begitu ketiga orang
itu roboh menjadi
korban senjata
rahasianya,
datanglah Suryo Lelono
yang menyusul ke
tempat itu dengan
cepatnya bagaikan segumpal
asap
tertiup angin kencang.
Mawarsari leletkan lidahnya
saking kagumnya! Sungguh
hebat pemuda ini,
bisiknya
dalam hati. Tanpa
terasa hatinya telah
tercuri oleh
pemuda ini. Dengan
pandang mata mesra
ia melihat ke
wajah Suryo Lelono.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
“Bagaimana,
Sari. Kau dapat
mengorek keterangan
dari pendeta-pendeta
itu?” Suryo begitu datang menegur
untuk bertanya.
“Ahh, sangat disayangkan aku lupa akan hal ini, Suryo.
Sungguh aku bodoh
sekali tidak teringat
akan hal
sepenting itu.” Mawarsari
menghela napas panjang,
menyesal.
“Karena gemas aku
telah membunuh
ketiganya!”
“Sayang! Tapi tidak
apa. Kita masih
dapat mencari
lagi.”
“Kalau hanya tempatnya
aku dapat membawamu,
Suryo. Maka aku mengajak kau untuk ikut ke sana.”
“Aku menurut saja,
karena kau yang
lebih mengenal
daerah Merapi ini.”
“Dan bagaimana hasilnya usahamu, Suryo.”
“O ya, marilah
kita segera ke
sana. Tadi setelah
aku
memasukkan garam ke
dalam gentong lalu
kutinggal ke
sini. Aku takut
kalau kau terjebak
oleh perangkap
pendeta jubah hijau
itu. Mari, kita
lihat hasilnya!” Suryo
pun menggerakkan tubuhnya kembali ke desa di mana ia
tadi memasukkan garam
di gentong. Mawarsari
mengikuti di belakangnya.
Begitu mereka berdua
sampai di depan
balai desa,
ternyata dua orang
pembawa gentong telah
menjadi
onggokan daging! Ternyata
dia telah dibunuh
oleh
penduduk dusun yang
telah teringat kembali
akan apa
yang terjadi! Apa
yang telah menimpa
desa mereka
adalah akibat dari dua orang ini yang membujuk dengan
muluk-muluk! Dua orang
inilah yang telah
membunuh
tiga pendeta mereka
dengan dibantu ketiga
pendeta
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
jubah hijau! Tadinya
ketiga pendeta desa
itu hanya
ditahan di balai
desa. Baru dua
hari yang lalu
ketiganya
digantung untuk menyenangkan
hati ketiga pendeta
jubah hijau! Maka
melihat kedatangan kedua
teruna itu,
mereka mengangkat senjata siap untuk mengeroyok!
Suryo lalu menggunakan
tenaga dalamnya
mengeluarkan
teriakan Aji Senggoro
Macan (Auman
Harimau). “Tahannnn! Lepaskan senjata!!”
Teriakannya
mengumandang dan berwibawa!
Mendengar
teriakan itu semua
penghuni desa lumpuh
tidak dapat berdiri
lagi, jatuh terduduk
dengan tubuh
terasa lemas. Apalagi
untuk me-megang senjata,
untuk
duduk saja sudah
tidak bisa! Mawarsari
yang melihat
hasil teriakan Suryo
Lelono takjub! Dia
sendiri yang
memiliki tenaga dalam
yang sudah tinggi,
ikut tergetar
sehingga tanpa terasa
telah melangkah mundur
dengan
kedua kaki menggigil!
Suryo Lelono lalu
memberi petuah kepada masyarakat
desa. Memberi pengarahan
dan meminta mereka
untuk
menjalankan
ibadah dengan baik
sehingga tidak dapat
kemasukan ajaran yang
menyesatkan! Pelajaran yang
merugikan diri sendiri
juga menyeret anak
keturunan
mereka ke lembah
dosa yang tak
berampun! Mawarsari
pun tidak ketinggalan untuk menambahkan saran kepada
mereka. Meminta agar
mereka bekerja dengan
baik dan
tekun di tanah pemberian Tuhan yang digarap mereka.
“Kalau tanah pertanian
subur serta memberi
hasil
yang baik. Semua
penduduk akan menikmati
kemakmuran!”
“Benar sekali, hasil
yang melimpah dapat
untuk
memajukan desa, serta
mencukupi kebutuhan hidup!”
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Semua penduduk menyatakan
sanggup untuk
melaksanakan
perintah serta saran
kedua remaja itu.
Memang dalam hati
mereka telah terbit
kembali sinar
terang dari Yang
Maha Tinggi. Mereka
terasa muak
dengan perbuatan yang
mereka lakukan selama
ini,
dibawah cengkeraman air
beracun ular hijau!
Mereka
sadar telah melakukan
hal yang tidak
diridhoi juga
menjadi laranganNya! Dalam hati mereka bertekad untuk
menebus semua kesalahan
itu, memperbaiki diri dengan
menjalankan
ibadah sebaik mungkin
serta menjauhkan
diri dari perbuatan maksiat dan dosa! Setelah mendengar
kesanggupan mereka, kedua teruna ini berkelebat lenyap
ditelan gelapnya malam!
Menuju ke barat
memenuhi
undangan Iblis Ular Hijau!
(OodwkzoO)
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bab 8
BUKIT ULAR di
lereng Gunung Merapi
adalah sebuah
bukit yang penuh dengan pohon-pohon yang besar,
dan
lebat sekali daun-daunnya.
Membuat jalan di
bawahnya
menjadi gelap, karena
lebatnya hutan itu.
Bermacammacam ular menjadi
penghuni hutan itu.
Jarang sekali
orang yang berani untuk memasuki hutan tersebut. Para
penduduk sekitar
hutan yang telah mengenal tempat itu,
melarang semua orang
yang akan melewati
hutan di
Bukit Ular. Memberitahu
akan banyaknya bahaya
yang
mengancam di Bukit Ular !
Akan tetapi, sejak
matahari keluar dari
peraduannya.
Nampak banyak sekali
orang yang berdatangan
menuju
ke Bukit Ular! Ketika mereka bertanya-tanya kepada para
penduduk dan mendapat
tahu betapa bahayanya
kalau
memasuki hutan. Mereka
tidak peduli! Berombongan
mereka memasuki hutan,
sambil tangan siap
di tempat
senjata. Tidak iupa
membawa obor untuk mengusir ular
yang berani mendekat.
Tidak berapa lama
rombongan
yang terdiri dari
sepuluh orang, lenyap
di balik
rimbunnya daun yang tumbuh subur di situ!
Ketika sepuluh orang
ini sedang berjalan dengan obor
di tangan kiri
masing-masing dan senjata
terhunus di
tangan kanan. Tiba-tiba
mereka mendengar suara
melengking tinggi
dari empat penjuru! Sepuluh orang ini
berhenti, siap siaga menghadapi segala kemungkinan.
Tidak tetialu lama
mereka menanti. Belum
lenyap
suara melengking itu,
tiba-tiba entah datang dari mana?
Datang barisan ular
berbagai macam telah
mengurung
mereka!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
“Awass! Ular! Siap!”
Lengkingan nyaring terdengar
seakan memberi aba-aba.
Barisan ular maju
menyerang
sepuluh orang itu.
Sambil menggerakkan obor
dan
senjata mereka berusaha menahan serbuan barisan ular.
Walaupun banyak tubuh
kawan-kawan mereka terkena
sulutan obor dan
babatan pedang, namun
barisan ular
tetap maju menyerang!
Sehingga ada yang
dapat
mematuk kaki lawan.
Korbanpun berjatuhan! Baik
di
pihak manusia maupun
di pihak ular!
Akan tetapi tidak
lama kemudian sepuluh orang itupun binasa semua oleh
gigitan ular berbisa!
Rombongan pertama ini
tewas di
tengah hutan. Tidak
berapa lama kemudian
Nampak
rombongan kedua terdiri
dari lima puluhan
orang!
Nampak seorang pemuda berjalan di depan. Pemuda itu
bukan lain adalah Sarpojati!
Begitu memasuki hutan,
Sarpojati membagi-bagi
minyak kepada semua
orang. Menyuruh mereka
untuk
segera
meminumnya! Semua orang
mengikuti
petunjuknya
serta melakukan apa
yang diperintahkan
oleh pemuda itu.
Masing-masing lalu membuka
kantong
dan
mem-persiapkannya di pinggang.
Lalu rombongan
inipun masuk ke dalam hutan. Mencari Candi Ular di bukit
itu guna membasmi Iblis Ular Hijau yang telah membuat
kekacauan di sekitar lereng Gunung Merapi!
“Tahan!” Seru Sarpojati
ketika melihat mayat
berserakan.
Tiba-tiba
langkah mereka berhenti
ketika melihat
mayat sepuluh orang rombongan pertama. Dengan cepat
mereka lalu menguburkan
jenazah dengan sederhana.
Baru saja selesai
mengubur mereka, terdengarlah
suara
melengking dari empat
penjuru. Ular-ular berdatangan
mengepung
mereka. Mereka lalu
membuat lingkaran
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dengan punggung menghadap
ke dalam. Tangan
kiri
bergerak
menyebar serbuk berwarna
putih ke arah
ularular yang mengepung. Akibatnya sungguh hebat! Barisan
ular mawut tertimpa serbuk putih!
“Awas! Jangan girang
dulu!” Sarpojati
memperingatkan teman-temannya.
Agaknya serbuk itu
adalah bubuk garam.
Ular-ular
yang terkena menjadi
berkelojotan lari meninggalkan
tempat itu. Mereka
takut kalau kulit
tubuh mereka akan
rusak terkena garam,
sehingga dalam sekejab
mereka
telah lenyap! Lengkingan
nyaring masih terdengar
dari
empat penjuru. Sarpojati
memberi isyarat. Empat
orang
dari rombongan
melempar pisau belati ke atas pohon
di
empat penjuru.
“Siut-siut-siut-siut!”
“Aduhhhhh! Mati aku!”
Hampir bersamaan terdengar
jerit kesakitan dari
atas pohon di
mana empat belati
itu
melayang dan jatuhlah
tubuh orang berpakaian hijau
ke
bawah. Ketika diperiksa
ternyata keempatnya telah
mampus! Di dada
mereka telah tertancap
sebuah pisau
yang tepat menembus jantung! Sungguh hebat pelempar
pisau terbang itu!
Sejenak mereka menanti.
Akan datangnya serangan
susulan! Akan tetapi,
sampai lama mereka
tidak
mendapat
serangan. Merekapun lalu
melanjutkan
perjalanan tak lama
kemudian mereka tiba
di tempat
terbuka.
Tiba-tiba Sarpojati memberi
isyarat dengan
tangan kanan. Rombongan
itu membuat posisi
seperti
mata anak panah!
Sarpojati sebagai ujungnya.
Mereka
maju dengan hati-hati,
karena mereka tahu
bahwa
sedang di tempat
yang tidak dapat
dibuat main-main!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Salah langkah
berarti nyawa melayang
meninggalkan
tubuh, tidak mungkin akan kembali!
“Wir-wir-wir-wir…..!” Bagaikan hujan layaknya melesat
banyak sekali anak
panah menghujani mereka.
Kalau
hanya menghadapi serangan
anak panah para
pendekar
ini merasa kecil.
Mereka semua memutar
senjata untuk
menahan serangan ini!
“Serbuuuu!
Bunuhh…..!” Sarpojati mengeluarkan
siulan melesat ke
depan sambil menggerak
kan senjata.
Bergelimpanganlah
tubuh lawan yang
terpotong
pedangnya!
“Majuuuu! Basmi Ular Hijau!” Teriakan
lantang
memecah
keheningan. Melihat perbuatan
Sarpojati,
mereka segera menirunya.
Pertempuran terbukapun
terjadi di lapangan rumput itu dengan hebatnya!
“Tang-ting-tang-ting!”
suara beradunya senjata,
disusul oleh pekik
kesakitan dan robohnya
tubuh
terpotong.
Mereka saling bacok
dan saling tombak.
Segala macam senjata
yang menjadi andalan
mereka
keluarkan untuk dapat mengalahkan lawan!
Perang campuh yang
hebat dan brutal
terjadi pada
sore hari, di
mana nyawa manusia
tidak berharga sama
sekali. Hanya membunuh
atau terbunuh, melukai
atau
dilukai.
Berusaha untuk membunuh
lawan sebanyakbanyaknya. Memenangkan
pertempuran dengan cepat,
dengan korban sedikit
di pihaknya! Pertempuran
berlangsung
sampai matahari terbenam.
Orang terakhir
berpakaian hijau pun
jatuh dengan kepala putus! Melihat
akhir
pertempuran ini, jelas
kemenangan di pihak
Sarpojati dengan para
pendekar yang menyerbu
sarang
Iblis Ular Hijau!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Walaupun jumlah
korban di pihaknya
tidak sedikit,
mereka tetap bersemangat.
Ternyata yang masih
hidup
tinggal dua puluhan
orang termasuk Sarpojati!
Ternyata
mereka telah mengalahkan
lawan yang jumlahnya
lebih
banyak lagi!
“Kita terus menyerbu candi itu! Ingat! Kita harus selalu
bersama. Untuk menjaga
jangan sampai ada
korban
lagi!” Sarpojati memberi
tahu kawan-kawannya para
pendekar yang tersisa.
“Kita bakar saja!
Kita ratakan dengan
tanah!” Usui
seorang pendekar yang
marah sekali karena
banyaknya
temannya yang tewas.
“Kita basmi sampai
akar-akarnya! Biar tidak
ada lagi
manusia jahat di
candi itu yang
meneruskan jejak
pemimpinnya!”
“Bakarrr…..! Basmi semua berikut cindil abangnya!”
Teriakan
membahana mengguncang Bukit
Ular. Akan
tetapi, tiada sambutan
sama sekali. Heranlah
semua
orang itu? Mereka meneliti
keadaan di sekitar
candi.
Merasa heran sekali
tidak mendapatkan seorang
pun
manusia di situ!
“Aneh? Ke mana perginya mereka?”
“Tidak peduli! Aku
akan menanti mereka
kembali!
Kalau belum membasmi
habis mereka, belum
puas
hatiku!” Kata pula
seorang bersenjata golok
besar. Dia
agaknya marah sekali
karena tangan kirinya
terluka
parah dan kelima
saudaranya telah terbunuh
dalam
perang campuh tadi!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
“Tenang kawan-kawan! Aku
setuju usul itu!
Kita
tunggu sampai si
iblis serta konco-konco-nya muncul.
Kita bikin habis
mereka!” Sarpojati menerima
usul itu.
Mereka mencari tempat untuk mengepung altar!
Di lain tempat
di Bukit Ular terdapat
pula rombongan
yang ingin menerobos
masuk. Mereka juga
mengalami
nasib
menguntungkan karena ternyata
dapat lolos dari
serangan anak buah
Iblis Ular Hijau
sehingga sampai di
tempat itu! Di
bawah cahaya bulan
yang telah bersinar
penuh pada tanggal
lima belas itu.
Sepuluh orang yang
berpakaian beraneka warna memasuki altar pemujaan di
candi. Mereka lalu
bersatu dengan rombongan Sarpojati,
mengepung altar!
Suryo Lelono dan
Mawarsari juga tidak
terluput dari
serangan anak buah si iblis yang berpakaian serba hijau!
Kalau Suryo tidak
tega untuk membunuh
lawannya,
maka Mawarsari tidak pernah memberi ampun lawannya!
Begitu sepasang pedangnya
bergerak menyerbu lawan
berjatuhanlah tubuh-tubuh yang terbelah
atau terpotong
sepasang pedangnya.
“Sari, jangan dibunuh!
Cukup kau lukai
saja, mereka
tidak tahu apa
yang mereka lakukan!”
Suryo yang
melihat perbuatan temannya mencegah. “Ingat peristiwa
di dusun itu.
Kukira orang-orang ini
juga berada dalam
pengaruh racun si iblis yang jahat!”
Mawarsari
menahan diri untuk
jangan sampai
membunuh lawan. Ia
teringat akan peman-dangan
di
dusun yang mereka
lalui itu. Semua
orang tidak sadar
akan perbuatan mereka,
seperti dituntun oleh
kuasa
yang tidak nampak! Tidak tahu akan diri sendiri!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Karena untuk tidak membunuh orang-orang itu, maka
pertempuran
berjalan lama! Maka
sampai bulan telah
muncul mereka masih
terlibat dalam pertempuran.
Berusaha untuk menotok
lawan dan membikin
lumpuh!
Suryo berusaha menyadarkan
serta mengobati mereka
dengan cepat!
Kita tinggalkan Suryo
yang masih berusaha
memenangkan
pertempuran dengan korban
yang sedikit
mungkin.
Walaupun dia dibantu
dengan Mawarsari akan
tetapi, mereka berdua tetap mengalami kesukaran dalam
melumpuhkan lawan. Marilah kita ikuti kejadian di tengah
altar!
Tatkala bulan yang
bersinar sepenuhnya itu
tepat
berada di tengah
altar, tiba-tiba tampak
asap kehijauan
membubung tinggi dari
pedupa-an itu. Semua
mata
mengawasi
kejadian itu dengan
hati berdebar tegang,
tangan yang memegang
senjata tanpa disadari
telah
mengeluarkan keringat dingin. Saking tegangnya!
Dari asap yang
semakin tebal itu keluarlah tawa yang
mendirikan bulu roma. Ketawa seram yang mengandung
kekuatan gaib serta melumpuhkan semangat dan tubuh!
Tiba-tiba ketika asap
telah menipis, terlihatlah
tubuh
tinggi besar dengan
kulit hijau berdiri
di belakang altar.
Tangan terangkat ke
atas sambil memegang
ular yang
diangkat tinggi di
atas kepala. Gerakan
itu dilakukan
berulang kali. Ketika
berhenti, matanya menyapu
ke
sekeliling. Menyapu tempat
di mana para
pendekar
menyembunyikan diri. Sepasang mata bersinar kehijauan
itu seakan melihat mereka semua!
“Ha-ha-ha…… hai, para
kawulaku! Hayo cepat
keluar
untuk menyembah rajamu
yang baru! Dewa
Ular Hijau
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yang akan menjadi
sesembahan manusia sejagad!”
kata
iblis itu lantang.
Sambil tangan kirinya
menunjuk! Aneh
nya dari tangan
yang menunjuk itu
keluar angin
menerjang ke depan. Begitu mengenai tempat sembunyi
orangnya terpental
keluar! Berulang-ulang jari tangan itu
menuding
sehingga dalam sekejap
lebih dari tiga
puluh
orang telah keluar dari tempat sembunyinya!
“Ha-ha-ha-ha……
para kawulaku, hayo
cepat
menyembah! Apa kalian
menunggu aku marah
dulu,
membunuhmu untuk menjadi
santapan ularku! Ha-haha…..!”
Sejenak hening tiada
orang yang bergerak
menjawabnya.
Semua mata ditujukan
melihat ujud Iblis
Ular Hijau yang
berdiri di bawah
terangnya bulan itu!
Penuh takjub dan ngeri!
“Siapa sudi menjadi
kawulamu! Sebentar lagi
kau
mampus oleh kami.
Mayatmu anjingpun takkan
mau!”
terdengar
teriakan Sarpojati. Dia
tak dapat menahan
marahnya lagi. Tunangan
dan ayahnya telah
terbunuh
oleh iblis ini secara keji!
“Huah-ha-ha-ha……
Sarpojati. Bocah cilik
tukang jilat!
Rasakan olehmu
sekarang pembalasanku!” Begitu
selesai
berkata dari sepasang
mata iblis itu
keluar sinar
kehijauan
meluncur cepat menerpa
Sarpojati. Untung
Sarpojati
waspada. Diapun meloncat
mengelak! Luput
dari terjangan sinar
hijau, akan tetapi temannya menjerit
ngeri karena tubuhnya
hangus kehijauan terlanda
sinar
itu!
“Huh-ha-ha-ha……
huah-ha-ha-ha…… mampus kau
keparat!”
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
“Serbuuuuu……
keroyokkk…… hujani senjata
rahasia…..!”
Bagaikan hujan bermacam-macam senjata
meluruk
tubuh si iblis. Akan
tetapi Iblis Ular
Hijau tidak bergerak
sama sekali! Tak-tuk-tak-tuk-tak-tuk terdengar
ketika
senjata itu menimpa
tubuh si iblis.
Tapi sebuahpun
senjata tidak ada
yang dapat menembus
kulitnya!
Tangan kiri si iblis
bergerak ke depan dan…..angin badai
menerpa
gerombolan orang itu!
Ternyata kibasan
tangannya telah mengembalikan
senjata-senjata rahasia
yang menyerang dirinya.
Tak ampun lagi
terdengarlah
teriakan mengerikan karena senjata makan tuannya!
Sarpojati
melenting ke atas
dan dari atas
meluncur
maju sambil menggerakkan pedangnya menebas kepala.
Dielakkan dengan menundukkan
muka sedangkan ular
hijau di tangan
kanan meluncur ke
arah leher Sarpojati!
Sambil memutar pedang
menangkis kepala ular,
Sarpojati
mengirim pukulan tangan
kiri. Gerakan ini
dilakukan oleh
Sarpojati di udara,
seakan seekor burung
rajawali mematuk ular!
“Takk!” Tubuh Sarpojati terpental kembali ke belakang
akibat benturan pedang
dengan ular hijau
itu. Sungguh
luar biasa sekali
ular hijau itu,
ular itu agaknya
bukan
sembarang ular. Ular siluman!
“Terimalah
kematianmu, bangsat kecil!”
Kembali dari
sepasang mata itu
meluncur sinar hijau.
Ketika dapat
dielakkan,
mengejar terus ke
mana Sarpojati
menghindar!
Bagaikan tembakan-tembakan peluru
roket
layaknya. Begitu sinar
itu meluncur dan
mengenai
sasaran tubuh atau
batu, benda itu
meledak dengan
mengeluarkan suara yang memekakkan telinga!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Begitu serangan sinar hijau yang keluar dari sepasang
matanya selalu dapat
dielakkan Sarpojati, Iblis Ular Hijau
menjadi marah. Sambil mengeluarkan lengkingan nyaring
tubuh nya meluncur
ke arah lawan!
Berbagai macam
senjata meluruk mengenai
tubuhnya, tapi sebuahpun
tiada yang dapat
melukai dirinya! Ternyata
tubuhnya
kebal sekali sehingga
bermacam-macam senjata tidak
ada yang dapat
menerobos kekebalannya. Dan
begitu
tangannya
bergerak, terpentallah tubuh-tubuh
lawan
dengan dada atau kepala telah remuk!
Ular hijau pun
tidak mau ketinggalan
oleh tuannya.
Meluncur
membelah dada dan
mencabut jantung!
Sungguh menggiriskan tandang keduanya. Sebentar saja
para pengeroyok itu hanya tinggal
lima orang termasuk
Sarpojati!
Sarpojati
membaca mantera, tiba-tiba
pedang di
tangannya
berubah menjadi pedang
yang mengeluarkan
api yang berkobar-kobar! Dengan
cepat Sarpojati
menangkis ular yang
akan mematuk jantung
teman di
sisinya
“tak-tak-tak!” tiga kali
kepala ular itu
terkena
tetakan pedang! Akan
tetapi aneh! Ular
hijau itu begitu
terkena tetakan
pedang berapi mental ke belakang terus
menyerang lagi ke
depan! Tidak takut
akan api yang
dapat menghanguskan tubuhnya itu!
“Ha-ha-ha-ha…….
keluarkan semua ajimu,
bocah.
Tidak lama lagi
jantungmu akan kumakan
untuk
menambah kebal diriku.
Ha-ha-ha…… semua jantung
di
sini akan menjadi santapanku belaka. Ha-ha-ha-ha……!”
Sarpojati telah hilang
akalnya melihat kehebatan
lawannya! Badan lawan yang kebal ditambah lagi dengan
sepasang mata yang
dapat mengeluarkan sinar
hijau
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ampuhnya menggila!
Sungguh bukan manusia,
pikirnya!
Akan tetapi, dendamnya
yang sedalam lautan
itu
menggelapkan
pikirannya. Membunuh atau
terbunuh
tekadnya! Ketika ada
kesempatan baik, tangan
kanan
yang memegang ular
hijau dikibaskan ke
depan dan……
pedang api itupun
telah terbelit tubuh
ular. Akan tetapi
kepala ular masih
meluncur ke tangan
yang memegang
pedang. Dengan terpaksa
sekali Sarpojati melepaskan
pedang apinya. Melompat mundur, berusaha untuk dapat
meloloskan diri dari serangan balasan lawan
(OodwkzoO)
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bab 9
“HA-HA-HA-HA……
mau lari ke
mana kau Sarpojati!”
Kembali sinar hijau meluncur dari sepasang matanya!
Sarpojati
gentayangan berusaha untuk
meloloskan
diri, bersembunyi di balik pohon besar!
“Duarrrr!” Pohon tumbang
terlanggar sinar hijau!
Sungguh maut sinar
hijau itu! Entah
tenaga apa yang
terkandung di dalamnya?
“Siut-siut-siut….. darr-daarr-darr!!” Kembali
sinar hijau
menumbangkan
pohon. Sialnya, tubuh
Sarpojati yang
meloncat tertimpa
cabang sehingga jatuh terguling!
Iblis
Ular Hijau mendatangi dirinya dengan langkah kaki satusatu!
Pelan tetapi pasti maut mendekati Sarpojati!
Sarpojati
berusaha untuk melepaskan
dirinya dari
cabang yang menindihnya,
sial! Ternyata kaki
kanannya
telah patah terhimpit
dahan, sehingga dibuat
bergerak
sedikit saja sakitnya
sampai menusuk ke dalam jantung!
Lebih lagi ketika
dia melihat kedatangan
Iblis Ular Hijau
yang semakin dekat!
“Ha-ha-ha……
inilah saat yang
kutunggu-tunggu
Sarpojati! Kau tidak
akan segera mati.
Akan kuiris-iris
dagingmu sedikit demi sedikit untuk makanan ularku ini.
Ha-ha-ha-ha……!”
Iblis Ular Hijau
menikmati hasil
kemenangannya,
pelan-pelan. Sepasang mata
kehijauan
itu menatap lawan
yang sudah tidak
berdaya tidak jauh
di depannya!
“Wirr-wirr-wirrr!”
Sinar merah saling
susul meluncur
menyerbu kedua mata
kehijauan milik Iblis
Ular Hijau!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dengan memutar ular
hijaunya dia menangkis
sinar
merah itu!
“Ting-ting-ting!!”
Suara sinar merah
bertemu tubuh
ular hijau menimbulkan
percikan bunga api
yang
menyilaukan
mata! Iblis Ular
Hijau kaget melihat
kehebatan
senjata rahasia yang
meluncur itu. Ketika
dia
mengawasi
ternyata yang menyerangnya
adalah senjata
boor ber-bentuk bunga mawar!
“Setan Hijau aku
di sini!” Mawarsari
meluncur datang
didahului
lingkaran putaran sepasang
pedangnya. Iblis
Ular Hijau lalu menembak bayangan yang datang dengan
sinar hijau dari sepasang matanya!
“Trang-trang-trang-trang!”
Sungguh luar biasa
sekali pertemuan kedua senjata
itu! Bunga api
berpentalan ke sana
kemari, apabila ada
yang melanggar pohon,
meledak dan menghanguskan
pohon serta mematah
kan cabangnya! Akan
tetapi
putaran pedang itu
tetap menerjang maju
mendekat!
Iblis Ular Hijau
kaget melihat ketangguhan
lawan baru
ini.
Sungguh tak disangka
sama sekali ternyata
dara
remaja itu telah
mempunyai bekal ilmu
yang luar biasa,
disertai tenaga batin yang matang sekali! Mawarsari tidak
mau memberi kesempatan
lawan. Begitu dapat
dekat
iapun lalu memainkan
ilmu ajaran Ki
Sapta Aji yang
ampuh! Pedangnya saling
menyilang dan membabat tak
beraturan membingungkan lawan!
Iblis Ular Hijau
juga mengeluarkan ilmu
memainkan
ular hijau dengan
cepatnya. Mengeluarkan bentakanbentakan untuk
melumpuhkan lawan baru ini!
Keduanya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
terlibat dalam adu
kesaktian yang seru
sekali, yang
nampak hanya bayangan
kemerahan terbungkus dua
sinar putih dan
bayangan hijau yang berkelebatan sambil
mematuk-matuk cepat sekali!
Bagaimana
Mawarsari dapat sampai
di tempat itu
sendiri? Kemana perginya
Suryo Lelono? Ketika
sedang
ramai-ramainya
pertempuran itu, tiba-tiba
terdengar
tawa Iblis Ular
Hijau yang memecah
malam! Mawarsari
lalu berkata kepada
Suryo yang masih
sibuk untuk
menyembuhkan bekas lawannya!
“Aku pergi dulu!
Keparat itu telah
muncul di sana.
Tawanya itu menunjukkan
hatinya yang senang!”
Tanpa
menanti jawaban Suryo,
Mawarsari meloncat pergi
dengan cepatnya. Tubuhnya
bagaikan api meluncur
ke
puncak pohon
tertinggi, dari sana dia meloncat
ke pucuk
lainnya.
Bergerak cepat sekali
ke arah asal
suara tawa.
Kebetulan
kedatangannya tepat ketika
si Iblis Ular
Hijau
mendekati
Sarpojati yang tertindih
pohon. Tanpa
membuang waktu ia
meluncurkan senjata buatan
guru
nya! Senjata boor
bunga mawar yang
telah mampu
menyelamatkan
nyawa Sarpojati, dan
menyerang Iblis
Ular Hijau dengan hebatnya! Itulah yang terjadi sehingga
Mawarsari
sekarang bertempur satu
lawan satu dengan
Iblis Ular Hijau! Akan tetapi sungguh sangat disayangkan
sekali.
Apabila kedatangannya tadi
bersama dengan Suryo
Lelono agaknya ia akan mendapat bantuan dari pemuda
itu sehingga tidak
sampai terdesak. Tetapi
apa mau
dikata. Semua telah terlanjur. Iblis Ular Hijau betul-betul
luar biasa! Telah
berulang kali sepasang
pedangnya
mengenai tubuh lawannya,
akan tetapi tubuh
itu tidak
terluka sama sekali.
Hanya membuat lawan
terdorong
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mundur ke
belakang lalu maju
kembali menyerangnya
dengan lebih hebat!
Mawarsari merasa bahwa
kepandaiannya tidak kalah
menghadapi si iblis,
akan tetapi yang
membuatnya
kewalahan adalah ilmu
kebalnya! Kalau hanya
serangan
sinar kehijauan dari
sepasang mata, ia
dapat
memunahkannya dengan mudah.
Iblis Ular Hijau
yang sejak tadi
belum dapat
mengalahkan lawan. Menjadi penasaran sekali dan iapun
lalu
berkomat-kamit membaca mantera!
Begitu melihat
pedang kanan menabas
pinggang dan pedang
kiri
mengarah lehernya, Iblis Ular Hijau menggerakkan kedua
tangannya berbareng.
“Brettt!
Plakkk!” Pedang di
tangan kanan Mawarsari
terpental. Lepas dari
pegangan oleh tamparan
yang
mengenai pangkal sikunya! Sedang ular hijau itu melibat
pedang di tangan
kirinya! Dalam keadaan
seperti itu,
Mawarsari lalu menggerakkan
kakinya menendang
bawah pusar Iblis
Ular Hijau! Melihat
tendangan yang
dapat
membahayakan jiwanya, Iblis
Ular Hijau meloncat
ke atas, tangan
kanannya menyendal Tanpa
ampun lagi
pedang di tangan kiri Mawarsari, terbetot lepas!
“Ha-ha-ha……
sekarang terimalah pusakaku,
Mawarsari!”
Iblis Ular Hijau
menggerakkan ular hijau
menyerang dada. Pada
saat itu bagaikan
orang terkena
pesona Mawarsari hanya melihat saja ular hijau meluncur
datang!
“Tukkk! Plakkk!” Kepala
ular yang sudah
mendekati
dada Mawarsari, terpental!
Mawarsari pun terdorong
ke
belakang dengan kuatnya.
Bagaikan dilontarkan tenaga
yang dahsyat sekali.
Tubuhnya melayang jauh
di bawah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
altar, bergulingan
beberapa kali dan
berhenti menabrak
sebatang pohon! Iblis
Ular Hijau kaget
sekali ketika ular
hijaunya
terpental! Ia meloncat
mundur, mengawasi
siapa orangnya yang
telah menggagalkan serangannya
tadi! Di mana
Mawarsari tadi berdiri,
nampak seorang
pemuda tampan yang
tersenyum manis sekali.
Tangan
kanan memegang tongkat
berbau harum kayu
cendana!
Dengan kemarahan meluap
iblis ini menggerak
kan
tangan kirinya. Bola
kehijauan berhamburan menerjang
si pemuda baju putih!
Dengan mudah serangan
ini dimentahkan Suryo
Lelono. Putaran tongkatnya
yang mengandung tenaga
dalam tingkat tinggi
dapat mementaikan bola-bola
hijau
itu. Iblis Ular
Hijau bertambah geram
lalu menyerang
maju sambil mengeluarkan seluruh kepandaiannya.
Suryo Lelono menghadapi
serangan menggebu ini
dengan Ilmu Tongkat Pengemis Gila. Hingga berulangkali
tongkat itu dapat
menembus pertahanan lawannya,
saking anehnya gerakan
ilmu tongkat itu!
Untung sekali
kekebalan tubuh si
Iblis dapat menahan gebukan lawan!
Iblis Ular Hijau mengerahkan seluruh kesaktian yang ada
untuk dapat cepat
mengakhiri lawan. Sebentar
lagi
matahari akan keluar dari balik bukit di timur!
Sementara itu, berdatangan
rombongan orang yang
berpakaian hijau. Mereka adalah bekas anak buah si iblis
yang telah dapat disembuhkan oleh Suryo Lelono! Begitu
datang mereka berusaha
untuk membantu Mawarsari,
menolong Sarpojati yang tertindih cabang pohon!
Mawarsari
tadinya kaget melihat
kedatangan
rombongan ini! Akan
tetapi, begitu mereka
membantunya
untuk menolong mengeluarkan
Sarpojati,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dia maklum bahwa
orang-orang ini telah
terbebas dari
pengaruh si Iblis Ular Hijau.
Begitu Sarpojati dapat
ditolong. Mawarsari lalu
berusaha untuk mengobati lukanya. Kaki-nya yang patah
dibalut dengan dua
bilah dahan. Salah
seorang berbaju
hijau
menyerahkan selendang untuk
pengikatnya dan
memotong pula cabang untuk dipakai sebagai penopang
tubuh!
Mereka menyaksikan pertandingan adu kesaktian yang
luar biasa sekali!
Belum pernah selama
hidup mereka
melihat
kesaktian yang dikeluarkan
seperti yang dimiliki
kedua orang yang sedang bersabung nyawa itu! Di mana
dari sepasang mata
si Iblis Ular
Hijau terkadang
meluncur sinar, dapat
dielakkan oleh si
pemuda
berpakaian
putih. Sinar yang
luput mengenai sasaran,
menghancurkan
benda-benda yang dilanggarnya!
Akan
tetapi mereka juga
melihat betapa tongkat
si pemuda
acap kali dapat
mementalkan kepala ular
senjata Iblis
Ular Hijau!
Melihat betapa lawan
dapat memunahkan semua
serangannya,
Iblis Ular Hijau
menjadi panik! Apabila
matahari telah keluar,
maka semua kesaktiannya
dapat
berkurang
keampuhannya! Maka iapun
lalu berusaha
untuk melarikan diri!
Tubuhnya tiba-tiba melesat
ke
belakang
meninggalkan lawan, ketika
berada dekat
dengan pedupaan di tengah altar, tiba-tiba saja tubuhnya
berubah menjadi asap
hijau! Tak lama
kemudian lenyap
dari pandang mata
semua orang! Kagetlah
mereka
semua yang menyaksikan
peristiwa ini! Sungguh
luar
biasa sekali. Bagaimana
tubuh seorang manusia
dapat
berubah menjadi asap
yang dalam sekejab
saja telah
lenyap entah ke
mana? Suryo Lelono
hanya tersenyum
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
melihat ini.
Mulutnya komat-kamit dan
tangan kirinya
bergerak ke depan.
“Mau lari ke mana, Iblis!”
Cahaya putih keluar
dari tengah celapak
tangannya.
Meluncur cepat menyambar pedupaan dan……
“Duaaarrrrrr…….!!!”
Pedupaan yang terlanda
sinar
putih meledak. Menimbulkan
suara yang memekakkan
telinga saking dahsyatnya!
Dari balik kepulan
asap
pedupaan
keluarlah bayangan hijau
sambil memekik
keras sekali. Pekik
penasaran dan ketakutan
serta
kemarahan bercampur aduk menjadi satu!
“Aauuuuugggggghhhhhh…….!!!!”
Orang yang mendengar pekikan ini banyak yang jatuh
terduduk. Tidak kuat jantungnya menerima getaran pekik
iblis itu. Pada saat
itu kebetulan matahari
telah terbit di
timur, sinarnya yang
kemerahan jatuh tepat
di altar.
Tubuh kehijauan si iblis terkena cahaya matahari.
“Buuuussssss……!!”
dalam sekejab asap
kehijauan
bergulung-gulung
naik ke angkasa!
Ketika asap itu
lenyap, nampaklah sesosok tubuh tegap yang memegang
keris besar. Keris
yang bersinar kehijauan
di tangan
kanan!
Dia bukan lain
adalah….. SARPOWULUNG! Kakak
dari
Sarpojati.
Mawarsari dan Sarpojati
kaget sekali! Sungguh
tidak
mereka duga sama
sekali. Bagaimana iblis
itu dapat
menjadi
Sarpowulung? Menurut keterangan
Kirtam,
semua penghuni Padepokan
Silat Ular Kencana
telah
binasa oleh Iblis Ular Hijau. Ayahnya Ki Naga Pethak juga
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ikut terbasmi. Bagaimana
sekarang si Sarpowulung
malah yang menjadi
Iblis Ular Hijau?
Pertanyaan ini
mengaduk di dalam hati Sarpojati.
“Kiranya kau? Agaknya engkau telah mencari kekuatan
hitam,
Sarpowulung. Mengapa kau
berbuat sekeji itu
terhadap
sesamamu, Sarpowulung?” Suryo
Lelono
bertanya. Mawarsari
juga heran sekali. Untuk apa
semua
itu dilakukan Sarpowulung?
“Lancang! Kau anak
muda yang iancang!”
Sarpowulung
membentak. “Semua kulakukan
untuk
membinasakan
orang yang telah
menyakiti hatiku.
Menghalangi
kesenanganku dan merampas
kekasihku.
Ha-ha-ha…….
jangan kira kau
akan dapat mengalahkan
aku, Suryo. Ha-ha-ha……!”
Begitu tertawa, keris
hijau di tangannya
menunjuk ke
arah Suryo! Seleret
sinar hijau melesat
cepat. Suryo
melenting tinggi mengelak!
Akan tetapi kembali
sinar
keris hijau mengejarnya,
seakan tidak mau
melepaskan
kemanapun Suryo mengelak!
Mawarsari yang melihat
kejadian itu tadi,
sejenak
terpaku. Begitu sadar,
ia melengking nyaring
sambil
menerjang ke arah
Sarpowulung! Ingin dia
dapat
membinasakan
iblis yang telah
membuat musibah di
tempat Padepokan Teratai
dan di tempat
uwanya di
Kandangan!
Melihat terjangan ini,
Sarpowulung
mengejek. Keris hijau
itu diarahkan kearah
Mawarsari…….
sinar hijau meluncur
menyambut
Mawarsari!
“Duuaarrrrr!” Tubuh
Mawarsari terpental ke belakang.
Melayang kembali bagaikan
layangan putus talinya!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Berkelebat
bayangan putih menyambar,
dengan ringan
menurunkan tubuh Mawarsari di tanah.
“Jangan gegabah! Keris
hijau itu bukan
senjata
sembarangan!”
Suryo berkata, “kuharap
semua hanya
menonton saja. Aku akan berusaha menangkapnya!”
Semua orang hanya
mengangguk. Mereka dapat
mengukur
kemampuan mereka sendiri,
tidak akan
mungkin dapat menandingi lawan yang begitu hebat!
“Sarpowulung,
sadarlah! Buang senjatamu
itu!” Suryo
Lelono
memperingatkan. “Kau akan
terus dikuasai oleh
iblis itu. Cepat buang senjatamu!”
“Ha-ha-ha…… kau kira
aku orang bodoh!
Enak saja
bicara, nih terimalah!”
Kembali keris itu
menuding-nuding! Bagaikan luncuran
peluru-peluru penangkis serangan
udara, sinar hijau
menerpa Suryo Lelono.
Suryo Lelono meloncat
ke arah
pepohonan, serangan peluru hijau mengikutinya!
“Dar! Darr! Daarrr!”
cabang pohon berpatah
an
terkena sinar hijau.
Meledak dan menimbul
kan asap,
berjatuhan menimbulkan suara berkerosakan!
“Cess! Cess! Cess!!”
Sinar hijau tertangkis
oleh sinar
putih yang keluar dari telapak tangan kiri Suryo. Ternyata
Suryo membuat loncatan
tinggi dari atas
pohon.
Meluncur cepat ke
arah Sarpowulung. Menangkis
serangan sinar hijau
serta menggerakkan tongkat
kayu
cendana menyerang.
“Takk! Cringg! Tak!
Takk! Cringgg!” Kedua
senjata
bertemu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sarpowulung
sekarang terhuyung ke
belakang akibat
pertemuan kedua senjata.
Agaknya kesaktiannya telah
berkurang banyak.
Kenyataan ini membuat Sarpowulung
kaget sekali.
“Terimalah ini!” Suryo
berputaran di udara,
mengelakkan sinar-sinar hijau panjang yang menuju tiga
bagian tubuh depannya.
Anehnya ketiga sinar
itu dapat
membelok atau meliuk
dan meletik kembali
ke arah
Suryo! Ternyata tiga sinar hijau itu adalah tiga ekor ular
hijau. Tahu-tahu telah
melingkar di tubuh
Suryo. Dan
keanehan pun terjadi!
Ketiga ular itu
begitu mengenai tubuh
Suryo,
melingkar dengan jinaknya.
Sama sekali tidak
mau
mematuk, seperti yang
biasa dilakukannya! Mengetahui
ini Suryo tersenyum, girang sekali.
Ketika dia menengok
ke arah lawannya,
ternyata Sarpowulung tengah
melarikan diri!
“Mau lari ke mana, Sarpowulung?” Sekali menjejakkan
kakinya,
tubuhnya melayang bagaikan
cahaya kilat di
kala hujan. Meluncur
cepat mengejar ke
arah bayangan
Sarpowulung pergi!
Semua orang pun
tidak mau ketinggalan,
ikut
mengikuti dari jauh.
Ilmu lari mereka
kalah jauh
dibandingkan
dengan Suryo! Mawarsari
juga berkelebat
cepat, ia tadi
mengambil sepasang pedangnya
memasukkan ke dalam sarung pedang. Sekali berkelebat,
tubuh nya laksana
asap kemerahan melayang
cepat
menembus ke dalam hutan!
“Menyerahlah,
Sarpowulung! Aku tidak
akan
membunuhmu!”
Suryo berkata dengan
menggunakan
tenaga dalamnya yang tinggi, Suara ini memenuhi hutan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dan membalik dari
tebing-tebing membuat gaung
yang
aneh!
“Lebih baik mati! Akulah raja dunia ini. Ha-ha-ha……!”
“Sadarlah….! Bertobatlah, Sarpowulung!”
“Iblis! Hayo ke sini kalau berani!”
“Aku tidak ingin
melukaimu, Sarpowulung. Serahkan
kerismu itu!”
“Dan kau yang
akan menjadi raja
di dunia ini!
Tidakkk…!!”
“Keris itu mempunyai
pengaruh yang menyesatkan!
Cepat serahkan untuk
kumusnahkan!” Suryo membujuk.
Dia melihat bahwa
di dalam keris
itu tenaga yang
menyesatkan.
Nalurinya mengatakan bahwa
dia harus
memusnahkan
keris hijau itu,
untuk mencegah lebih
banyak korban yang
akan terjadi dengan
adanya keris
hijau di tangan orang yang tidak bertanggung jawab!
Sampailah mereka di
dekat goa. Begitu
melihat
Sarpowulung
ingin memasuki goa,
Suryo menggerakkan
kedua tangannya berbareng
men dorong ke
depan.
Seleret sinar merah
dan putih menimpa
atas goa!
Ledakan dahsyat terdengar.
Batu-batu besar berhamburan
menutup mulut goa!
Sarpowulung
terpental ke belakang.
Tidak kuat
menerima ledakan dan
saking kagetnya melihat
batubatu besar berjatuhan
meluruk ke bawah.
Seakan
hendak mengubur dirinya,
maka cepat dia
meloncat ke
belakang menghindar!
“Serahkan
kepadaku, Sarpo! Benda
itu akan
kumusnahkan!”
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
“Keparat!
Mampuslah kau!” Keris
di tangan bergerak
menusuk ke dada
dan tangan kiri
menampar kepala.
Suryo mengelak, menggerak
kan tongkat ke
bawah.
Menarik kaki Sarpowulung
yang melangkah. Akibatnya
tubuh Sarpowulung terpelanting jatuh di bebatuan.
“Wirrr! Wirrrr! Wirrrr!!”
“Takk! Takk! Takk!”
Hujan batu dari
bawah dapat
dimentahkan
Suryo. Sarpowulung mendekat
sambil
bergulingan.
Keris hijau menusuk-nusuk
kedua kaki
lawan. Suryo pun
menghindar dengan gesitnya,
tubuhnya
bagaikan seekor burung
dara yang meloncatloncat ringan
dan gesit sekali.
Semua serangan itupun
gagal!
“Trannggggg! Plakkk! Blukkkk!”
Suara senjata tertangkis
disusul tubuh terkena
tamparan.
Sarpowulung terlempar ke
belakang.
Tubuhnya
terbanting di dinding
tebing. Keris hijaunya
terlempar ke udara
tinggi sekali! Ketika
melihat
kesempatan baik, Suryo
menggunakan tongkat
menangkis dengan tenaga
sakti pamungkasnya.
Membuat keris kehijauan terlempar ke udara. Sedangkan
tangan kirinya dapat
memukul pundak Sarpowulung,
membuatnya terlempar mengenai dinding tebing!
“Siutt-siutt!!”
Dua sinar keputihan
menerjang.
Ternyata
Mawarsari telah sampai
di tempat itu.
Melihat
Sarpowulung
terlempar dia menggunakan
kesempatan
baik itu untuk membalas
sakit hati guru
dan kakak
seperguruannya.
Sarpowulung yang baru
saja terbanting ke
dinding
tebing mengelak cepat
lalu balas menyerang.
Dua sinar
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
hijau melesat
dan kedua kaki
Mawarsari telah terkena
senjata ini. Tanpa
ampun lagi tubuh
Mawarsari jatuh
terduduk! Sarpowulung menubruk maju!
“Lepaskan, bangsat!” Mawarsari berteriak. Akan tetapi
mana mau Sarpowulung melepaskan hasil baik ini! Inilah
jalan meloloskan diri dari
ancaman para lawan-lawannya,
pikirnya!
Suryo Lelono kaget melihat perkembangan yang tidak
pernah diduganya ini!
Ketika dia meluncur
menerima
keris yang terpental
itu, melihat bayangan
merah
menerjang ke arah
Sarpowulung. Ternyata Mawarsari
telah menyerang Sarpowulung,
akan tetapi apa
yang
dilihatnya
membuat hatinya mencelos!
Ternyata
Mawarsari telah dirangkul
oleh Sarpowulung dan
pedangnya ditodongkan leher!
Dari belakang terdengar
suara kaki mendatangi,
kiranya para bekas
anak buah Iblis
Ular Hijau yang
menyusul datang! Sambil
salah seorang menggendong
tubuh Sarpojati.
Ketika tiba di tempat itu mereka
kesima
melihat Mawarsari sudah menjadi sandera Iblis Ular Hijau
yang telah berubah
menjadi Sarpowulung ketika
matahari telah bersinar!
“Kakang
Sarpowulung! Lepaskan Mawarsari.
Biar kita
berdua saja mengadu
nyawa di sini!”
Sarpojati maju
sambil tertatih-tatih.
“Setan! Kaulah yang menjadikan aku begini!”
“Sadarlah, kakang. Bukan aku yang bersalah.”
“Keparat! Akulah yang
menjadi cercaan ayah,
karena
senang menikmati kehidupan di luar.”
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
“Itu tidak benar,
kakang! Ayah sangat
sayang
kepadamu, dia selalu
mengarahkan untuk menempuh
jalan yang benar.”
“Kenapa aku yang salah…… kenapa…..?” Sarpowulung
berteriak-teriak.
“Kakang terlalu menuruti
dorongan teman-teman
kakang. Berbuat melanggar
aturan dan kesopanan
yang
diajarkan ayah.”
“Ha-ha-ha……
goblok! Orang hidup
harus menikmati
kesenangan!
Ha-ha-ha…….!” Sambil tertawa
bergelak
Sarpowulung
mencium pipi Mawarsari
berulang-ulang,
sampai-sampai mengeluarkan suara kecepak-kecepok!
Mawarsari hampir pingsan
menerima perlakuan
demikian! Belum pernah
Mawarsari menerima kecupan
dari seorang laki-laki. Sampai sekarang dia belum pernah
berhubungan
dengan seorang pria,
maka betapa kaget
dan malu dirinya
ketika kedua pipinya
mendapat hadiah
kecupan itu. Apalagi
di depan banyak
orang malah!
Dapat dibayangkan betapa kaget hatinya!
Ketika sedang terjadi
percakapan antara kedua
orang
bersaudara itu, diam-diam Suryo yang sudah memegang
keris hijau lalu mengerahkan tenaga
dalam.
Mengeluarkan aji pamungkas
ajaran Pengemis Alis-
Putih! Besi yang
berwarna kehijauan itu
sebentar saja
berubah menjadi kemerahan,
tak lama kemudian
berubah warnanya menjadi
keputihan! Asap kehijauan
membubung tinggi ke
angkasa, semua orang
yang
melihatnya
menjadi kaget dan
takjub sekali. Akan
tetapi
Sarpowulung
menjadi marah sekali,
juga kebingungan
melihat kejadian itu!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
“Kau….. kau….. kau…..!” Seleret
sinar hijau terbang
bagaikan kilat. Sukar
diikuti oleh pandang
mata, tahutahu mulut
yang terbuka dari
Sarpowulung kemasukan
sinar hijau itu!
Saking kagetnya dia
melepaskan pedang
dan rangkulannya di
tubuh Mawarsari. Mendekap
mulut
dengan kedua tangan.
Sepasang matanya terbelalak
ketakutan tahu-tahu
tubuhnya bergulingan tidak karuan!
Tubuhnya
dibentur-benturkan batu gunung,
jari-jarinya
menyogok
langit-langit mulutnya. Memuntahkan
benda
yang memasuki mulut. Tetapi usahanya sia-sia belaka!
Semua orang melihat
kejadian ini menjadi
heran
sekali. Apa gerangan
yang telah terjadi?
Mengapa
Sarpowulung
berulah demikian aneh?
Mereka hanya
dapat melihat saja
kejadian itu dengan bengong,
tidak
tahu apa yang dilakukan untuk mencegahnya!
Sarpowulung yang sedang
bergulingan itu tiba-tiba
teringat akan Dewi
Hijau di goa Ular.
Jelas terbayang di
depan kelopak matanya!
Ketika dia memasuki
goa
dengan diantar oleh penunggu
goa. Seorang kakek yang
buruk sekali mukanya
dengan kulit yang
sudah kisutkisut. Dia
membakar kemenyan di
tengah batu yang
berbentuk persegi duduk bersamadhi. Entah berapa lama
dia tidak ingat
lagi? Tahu-tahu hidungnya
mencium bau
harum, merangsang. Ketika dia membuka mata, ternyata
di depannya telah
berdiri seorang perempuan. Wajahnya
cantik sekali dengan
kulit putih kehijauan,
mengenakan
pakaian yang tembus pandang. Pandang mata mengajak.
Seperti orang kehausan
yang membutuhkan kelepasan!
Sarpowulung
menahan diri. Dia
ingat akan petunjuk
jurukunci tua itu.
Lalu memohon untuk
dikabulkan
permintaannya!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Perempuan cantik kehijauan
itu menyetujui. Jadilah
Sarpowulung menjadi
suami si perempuan
cantik! Entah
sampai berapa lama
dia tidak tahu?
Hanya ketika dia
diberi sebuah senjata,
perempuan itu berkata.
”Ingat,
Sarpo! Jangan sekali-kali
kau terkena matahari!
Apalagi
terkena langsung ketika
kau berubah dan
bersatu
dengan diriku! Apabila
terjadi demikian, maka
berarti
tamatlah
riwayatmu!” Sarpowulung mengiyakan.
Sanggup untuk memenuhi
segala permintaan dari
Dewi
Hijau!
“Aku akan berusaha
sekuat tenaga. Semua
akan
kulakukan demi kekalnya
hubungan kita.” Maka
diserahkannya
sebuah keris yang
besar. Keris berwarna
kehijauan. Di luar
tahu Sarpowulung yang
hanya
memburu
kenikmatan dan ingin
berkuasa. Dia telah
menjadi budak Dewi
Hijau! Ketika malam
dia berubah
menjadi Iblis Ular Hijau. Yang pertama, kerisnya berubah
menjadi seekor ular,
sesudah itu lalu
tubuhnya berubah
menjadi besar serta kulitnya berwarna kehijauan dengan
muka seperti iblis
bercaling! Dia mengganas
menyedot
sari kehidupan para
perawan. Semua dilakukan
sebagai
sarana agar dia
dapat selalu berhubungan
dengan Dewi
Hijau! Melihat keadaan
ini, Suryo menjadi
tidak tega.
Keris di tangannya
bergerak…….. tubuh Sarpowulung
menjadi sasaran!
“Blaaarrrrr!”
Ledakan dahsyat terjadi
ketika keris itu
menancap ke tubuh
Sarpowulung. Tubuh yang
telah
menjadi budak dari
Dewi Hijau! Asap
kehijauan berbau
bangkai melayang naik!
Sebentar kemudian lenyap
terkena panasnya cahaya
matahari, semua orang
yang
menyaksikan
kejadian ini hanya
memandang bagaikan
telah berubah menjadi
patung batu. Diam
tak bergerak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sama sekali! Suryo
Lelono melangkah maju
mendekati
Mawarsari,
mengambil garam lalu
dicampur air.
Mawarsari meminumnya. Tak berapa lama kemudian dia
telah dapat berdiri
kembali. Sembuh dari pengaruh racun
senjata Sarpowulung atau bekas Iblis Ular Hiiau!
“Kami minta saudara-saudara ikut
membantu
mengumpulkan
jenazah korban-korban pertempuran!
Kita kumpulkan di altar dan kita bakar semua jenazah itu
untuk
menghilangkan bisa yang
ditinggalkan dengan
jalan membakar nya!”
Semua orang menyatakan
setuju. Beramai-ramai
mereka lalu mencari
dan mengumpulkan semua jenazah.
Mengambil dan mencari di
hutan-hutan untuk dibawa ke
altar. Semua ini
mereka lakukan sampai
hari menjadi
gelap baru selesai.
Ketika telah terkumpul
semua, lalu
menumpuk
kayu-kayu kering. Dibakarlah
mayat-mayat
itu! Semua melihat
api yang berkobar-kobar luar
biasa
besarnya.
Membuat mereka mundur
untuk mengurangi
hawa panas!
Di sudut, dekat
dengan batu-batu besar.
Tiga orang
berdiri dengan anggunnya!
Suryo Lelono memberi
tahu
bahwa dia akan
melanjut kan perjalanan.
Ketika dia
merogoh kantung untuk
mengeluarkan ular hijau,
ternyata ular itu telah lenyap!
“Kita berpisah di
sini! Ingatlah benda
bertuah belum
tentu baik! Semua
harus bersandar kepada
Sang Hyang
Widhi, yang telah
memberi kita petunjuk
untuk
dilaksanakan!”
“Dapatkah kita berjumpa
lagi, Suryo?” Mawarsari
bertanya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
”Insyaallah!”
Sekali melayang tubuh
Suryo Lelono lenyap
ditelan
gelapnya malam! Kedua
orang itu memandang
ke arah
lenyapnya Suryo Lelono.
Sampai di sini
kita ikuti pengembaraan
Suryo Lelono.
Mungkin kita dapat
bertemu kembali dengannya
dalam
petualangan yang akan lebih menarik lagi!
T A M A T
Lereng Malabar, Januari ’91